Mediacirebon.id – Hingga saat ini, PT Indocement Tbk masih mau menampung limbah endapan batu alam dalam bentuk lumpur. Namun, yang menjadi kendala, komitmen dari para pengrajin batu alam terkait ketepatan waktu dan kuantiti.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pengelolaan Dampak Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Yuyu Jayudin mengatakan, PT Indocement Tbk tidak mungkin melakukan kerjasama dengan perajin batu alam secara satu persatu.
“Tidak semua perajin setiap hari ada limbah, sementara permintaan rutin dan sudah terjadwal,” kata Yuyu, Senin (22/11/2021).
Oleh sebab itu, pihaknya menyediakan lahan relokasi. Lahan seluas setengah hektare ini, khusus untuk tempat penampungan limbah, baik perajin patu alam dari dalam atau lokasi relokasi atau perajin yang tidak ikut direlokasi.
“Baik dari dalam, ataupun dari luar kami tampung di tempat itu. Baru akan dibuat kerjasama kita dengan PT Indocement Tbk,” ujarnya.
Yuyu mengaku, belum tahu pasti berapa kubik limbah yang terkumpul dari pengrajin batu alam di lokasi tersebut. “Belum tahu nanti lihat seberapa banyak limbah yang terkumpul,” kata dia.
Bedasarkan pengamatannya, dari 3 sampai 4 mesin pemotong batu alam dalam seminggu di bak berukuran 2×3 meter akan terisi. Semakin padat limbah batu alam, semakin mahal harga jual. [Why]