Mediacirebon.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mulai melakukan pendataan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) ke masyarakat.
Regsosek berlangsung dari tanggal 15 Oktober-14 November 2022 dengan melibatkan 511 petugas yang akan mendata 110 ribu kepala keluarga di Kota Cirebon.
Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri mengatakan, petugas BPS akan mendata door to door keluarga di Kota Cirebon selama satu bulan. Bahkan petugas akan mendatangi pada malam hari.
“Kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Yang terpenting kami bisa mendata seluruh keluarga adi Kota Cirebon,” kata Joni, Senin (17/10/2022).
Saat pendataan ada 83 pertanyaan berisi variabel yang dibutuhkan BPS. Namun secara garis besar ada 6 pertanyaan inti, yakni kependudukan dan ketenagakerjaan. Pendidikan, kesehatan, perumahaan, pemberdayaan ekonomi dan sosial.
“Pertanyaan itu akan berhubungan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat wajib menjawab semua pertanyaan yang diutarakan oleh petugas BPS,” ungkapnya.
Hasil dari pendataan Regsosek akan diserahkan ke pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Sehingga pemerintah memiliki data kongkrit penduduk dan akan mampu menentukan arah kebijakan tahun depan. Terutama yang berkaitan dengan program bantuan agar tepat sasaran.
“Dari data Regsosek arah program pemerintah akan lebih jelas. Selain itu, program pemerintah tepat sasaran,” ujar Joni.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati mengatakan, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan saat pendataan Regsosek. Namun yang terpenting kejujuran saat menjawab pertanyaan dari petugas BPS.
“Kalau ada petugas BPS mendata, kami hanya minta jawab jujur seluruh pertanyaan yang disampaikan. Kejujuran dari masyarakat sangat berarti bagi kami,” kata Eti,
Terlebih, lanjut Eti, pendataan serupa terakhir pada tahun 2015 lalu. Sedangkan kondisi ekonomi dan jumlah penduduk di Kota Cirebon terus bertambah. Hal ini yang menjadi alasan, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam program tersebut.
“Peran masyarakat sangat penting untuk mengupgrade data yang kami miliki. Sehingga ke depan arah kebijakan bisa tepat sasaran,” ungkapnya. (Why)