Mediacirebon.id – Calon pengantin (Catin) merupakan sasaran paling strategis untuk menurunkan prevalensi stunting.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN Jabar Sukaryo Teguh Santoso menegaskan hal itu saat berbicara di hadapan 100 catin di Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
“kalau yang diintervensi dari dua tahun ke bawah, ibu hamil, dan calon pengantin, maka peluangnya mencapai 80 persen untuk bisa menurunkan balita stunting,” tegas Teguh, Jumat (8/12/2023).
Secara teori, sambung Teguh, pertumbuhan sel otak manusia itu mencapai titik optimal 80 persen pada usia 0-2 tahun atau di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sisanya sebesar 20 persen terjadi setelah anak berusia lebih dari dua tahun. Itu pun jika pengasuhan, gizi, dan stimulannya bagus.
Di tempat yang sama, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku bahwa sasaran BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting berkorelasi dengan apa yang sedang dijalankan pemerintah Kabupaten Cianjur.
“Kami juga di Cianjur memiliki fokus program prioritas dalam percepatan penurunan stunting. Di antaranya menuntaskan stunting, ibu hamil wajib mengonsumsi tablet tambah darah. Begitu juga dengan remaja serta catin wajib memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum menikah,” tuturnya.
Sosialisasi turut menghadirkan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Periode 2009-2011 Rukman Heryana dan tim Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jawa Barat. Kegiatan ini juga menjadi lebih hangat dengan kehadiran penyuluh KB dan tenaga lini lapangan yang ada di Kabupaten Cianjur.
Sementara itu, dalam kesempatan sebelumnya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa salah satu cara memutus mata rantai stunting adalah dengan memberikan edukasi kepada catin.
“Sebelum menikah itu kondisi perempuan harus sudah baik. Untuk itu, kami dari BKKBN juga ingin mencegah terjadinya stunting sejak sebelum terjadinya pernikahan,” tutur Hasto.