PEKALIPAN – Kotak amal di Masjid Nurrussholichah RT 03/10 Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon berbentuk keranda atau orang Cirebon menyebutnya “Katil”. Kotak amal ini bermakna setiap orang yang akan meninggal maka harus banyak beramal.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) H Muslim Mulyadi mengatakan, ide ini berawal dari usul almarhum dua tokoh masyarakat setempat. Yakni H Muhammad Hariri dan H Nashori, keduanya memiliki pemikiran memberikan syiar untuk beramal dengan media kotak amal itu sendiri.
Setelah bermusyawarah, diputuskan bentuk katil sebagai bentuk syiar yang efektif. Pasalnya katil tersebut, memanifestasikan dan mengingatkan semua manusia pasti akan mengalami kematian. Untuk itu selama masih hidup manusia harus banyak beramal. Karena amal jariyah lah yang akan dibawa sampai mati.
Awalnya, bentuk kotak amal itu mengundang ketakutan para jamaah. Tapi setelah diberikan penjelasan, bahwa setiap orang muslim InsyaAllah akan merasakan naik katil menuju lagi liang lahatnya, akhirnya bisa diterima sampai sekarang.
“Seperti sabda Rasulullah SAW: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang soleh” HR. Muslim,” ungkapnya saat ditemui awak media, Kamis (15/4/2021).
Pengurus masjid lainnya, Saeful Hidayat menambahkan, uang dari amal jariah jamaah di kotak amal tersebut, dibuka seminggu sekali setelah shalat Jum’at.
Dan selanjutnya dipergunakan untuk keperluan masjid seperti membayar listrik, kebersihan dan kegiatan lain dalam memakmurkan masjid.
“Selama amal jariah ini dipergunakan untuk kepentingan masjid dan umat, maka Insyaallah pahalanya akan terus mengalir walaupun yang memberikannya sudah meninggal,” pungkasnya. [MC-02]