Mediacirebon.id – Puluhan perajin tempe di RT 05 RW 10 Penggung Utara, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon mogok produksi. Aksi sebagai bentuk solidaritas sesama perajin tempe.
“Sesuai instruksi dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (GAKOPTINDO) kami mogok produksi tiga hari,” kata Wasmito salah seorang perajin tempe saat ditemui di rumahnya,” senin (21/2/2022).
Aksi mogok produksi, sebagai bentuk penolakan atas kenaikan harga kedelai. Dia menilai pemerintah tidak segera mengambil kebijakan terkait persoalan tersebut.
“Kenapa harus mogok, karena harga kedelai sudah tidak wajar, kalau naiknya 50 perak perhari mungkin masih masuk akal, tapi ini naiknya sampai Rp.1200,” ujarnya.
Sejak harga kedelai naik, produsen tempe rugi hingga 50 persen. “Bukannya untung, malah nombok pakai uang sendiri untuk biaya produksi,” lanjutnya.
Imbas mogok perajin tempe dirasakan penjual nasi lengko di Kota Cirebon. Siti mengaku kesulitan mencari tempe dan tahu yang merupakan bahan pokok membuat nasi lengko.
“Jadi sore kemaren penjual tempe yang biasa keliling di rumah ngasi tau kalau besok ada mogok produksi, jadi saya siap-siap beli yang banyak buat stok 2 hari,” jelasnya.
Dengan adanya aksi mogok produksi, tidak ada penjual tempe tahu di pasar. Bedasarkan pantauan sejumlah pasar tidak terlihat pedagang tahu dan tempe. (Ayu)