Mediacirebon.id – Sebelum memasuki perguruan tinggi, banyak sekali siswa kelas 12 yang sangat menginginkan melanjutkan dan diterima di perguruan tinggi yang mereka dambakan. Untuk menghadapi persaingan yang ketat dan agar lolos di perguruan tinggi favorit, mereka melaluinya dengan berbagai macam cara. Belajar hingga larut malam, membaca buku-buku tebal, bahkan hingga ikut bimbingan belajar kesana kemari yang tentunya menghabiskan tidak sedikit biaya. Mereka melakukannya berbulan-bulan bahkan ada pula yang melakukannya hampir setahun penuh. Sejak memasuki kelas akhir di masa SMA, mereka memapas waktu tidur, mengurangi waktu main, dan masih banyak lagi perjuangan yang mereka lakukan. Kebanyakan waktunya dialokasikan untuk belajar.
Setelah dinyatakan lolos dan diterima di perguruan tinggi yang diinginkan, tentu saja mereka merasa puas, dapat bernapas lega dan melakukan bermacam selebrasi untuk merayakan kelolosannya itu. Perjuangan yang panjang selama beberapa waktu lalu tidak sia-sia karena membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Saat dinyatakan lolos dan di terima di perguruan tinggi, malah ada sebagian siswa dan orang tuanya sampai terharu dan meneteskan air mata bahagia. Banyak orang-orang sekitar yang mengucapkan selamat, “Selamat ya udah diterima di PTN yang kamu inginkan”.
“Apakah tugas dan perjuangan para siswa yang telah diterima menjadi mahasiswa hanya sampai di sini saja?
Di awal-awal masuk kuliah semangat mahasiswa baru atau yang sering disebut MABA biasanya masih segar, antusias dan berapi-api. Mendapat banyak teman dan kenalan baru, dan bertambah luasanya relasi. Mengeksplor semua kegiatan dan program yang ada di kampus, mengeksplor gedung-gedung kampus, dan tentunya mendapat banyak sekali pengalaman yang sebelumnya tidak pernah didapat di bangku SMA.
Bagi sebagian anak yang belum menjadi mahasiswa, biasanya memiliki angan-angan bahwa menjadi mahasiswa itu asik dan menyenangkan. Bebas dalam memilih sendiri pakaian yang digunakan ke kampus, mata kuliah yang tidak terpaku oleh kampus sebagaimana yang ada disekolah yang jam pelajarannya sudah paten dan berkesinambungan dari pagi sampai siang atau bahkan sampai sore. Kemudian jika melihat di sinetron-sinetron, mahasiswa itu sepertinya sangat santai, berdiskusi di mana, nongkrong di mana saja, dan bisa memilih mata kuliah sendiri sesuai kemauannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, biasanya semangat mereka perlahan mengendur setelah menjalani kuliah beberapa bulan, karena mulai merasakan dunia perkuliahan yang sesungguhnya. Tugas yang menumpuk, deadline yang seperti menghantui, jadwal mata kuliah yang kadang tidak beraturan karena dosen berhalangan hadir dan akhirnya mahasiwa harus mengikuti jadwal dosen yang bersangkutan, belum lagi sikap dosen yang biasanya tidak peduli dengan keadaan mahasiswa, merupakan problem yang kebanyakan dirasakan oleh para mahasiswa pada umumnya.
Berbicara tentang tugas, tugas memang bagian dari mahasiswa, dan bagian ini tidak bisa dipisahkan. Karena memang tugas adalah makanan sehari-hari seorang mahasiswa. Ketika seseorang memiliki keinginan untuk menjadi mahasiswa, maka ia harus siap dengan segala resiko dan tanggung jawab termasuk mengerjakan tugas-tugas tadi. Tugas ini adalah sesuatu yang sering membuat mahasiswa mengeluh, panik, lelah, pusing, stres, bahkan ada pula mahasiswa yang ingin menyerah karena tugas-tugas kuliah yang menumpuk tadi. Jika sudah di fase ini, bayangan dan ekspektasi yang indah tentang kuliah yang ada ketika masih zaman SMA dulu seakan sirna entah kemana.
Dalam beberapa waktu lalu, penulis mengeluh kepada seorang teman dengan mengatakan “Tugasku numpuk nih”. Namun tanpa diduga teman itu mengatakan dengan entengnya “Supaya nggak numpuk tugasnya dijejer aja!”. Jujur sebenarnya agak sedikit kesal setelah mendapat respon seperti itu. Namun setelah dipikir ulang ternyata kalimat tadi benar juga. Setelah ditelaah kembali dengan pikiran terbuka, kalimat tadi tiba-tiba membuat penulis keakan kembali mendapatkan power. Dia benar, tugas itu jangan ditumpuk, tapi dijejer. Maksudnya jangan menunda pekerjaan sampai kita overthinking tanpa melakukan apa-apa. Sebab tugas tidak akan kelar dengan sendirinya bila hanya dipikirkan saja, malah itu hanya akan menambah beban pikiran. Penulis menangkap kalimat “tugasnya dijejer aja” maksudnya adalah kita perlahan mengerjakan tugas itu, pelan-pelan mengurainya, dan satu persatu menyelesaikannya.
Jika kita tidak ingin tugas kuliah kita menumpuk, satu-satunya cara adalah kita mengerjakan tugas itu pelan-pelan, menyicil dan jangan ditunda-tunda. Sebab jika ditunda, semakin hari tugas itu akan semakin bertambah dan akhirnya menumpuk. Kalau sudah menumpuk, kita sendiri yang akan pusing, stres dan malah diserang rasa malas. Jika kita masih bingung harus mengerjakan tugas yang mana dulu karena saking banyaknya, maka kerjakanlah tugas yang lebih dulu datang atau kerjakan yang deadlinenya paling dekat. Kata kuncinya adalah “jangan menunda pekerjaan, karena pekerjaan lain akan segera datang”.
Sebetulnya ada beberapa hikmah yang terkandung di balik banyaknya tugas. Jika kita jeli, itu bisa menjadi nilai plus dan pelajaran. Tidak mudah memang, namun ketika kita bisa melaluinya, akan ada sesuatu yang berharga yang kita dapatkan. Dengan adanya tugas, waktu kita menjadi lebih efektif dan bermannfaat dibanding hanya bermian games atau sosial media yang seakan tidak ada habisnya. Bukankan waktu adalah uang? Bahkan dalam Islam waktu diibaratkan sebagai pedang. Untuk yang suka rebahan ayok dicek ada tugas kuliah gak nih?.
Selain waktu yang lebih bermanfaat, mengerjakan tugas juga dapat melatih kita untuk menjadi orang yang aktif, kratif, enerjik, kritis dan berwawasan luas. Karena tujuan dari diberikannya tugas oleh dosen kepada mahasiswa adalah agar mahasiswa itu dapat berkembang baik soft skill maupun hard skillnya. Tugas adalah tempaan bagi mahasiswa, perhatikan sebilah pedang yang ditempa! Memang prosesnya melelahkan bahkan menyakitanya. Namun semakin keras dan banyaknya tempaan yang dialami oleh pedang, maka pedang itu akan terbentuk, tajam dan bernilai tinggi dibanding logam biasa.
Selain sebagai tempaan, tugasnya juga sebagai pengasah otak kita. Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika sebilah pisau telah lama tidak digunakan, maka lambat laun pisau itu akan tumpul bahkan berkarat. Sama halnya dengan otak kita, jika dalam waktu yang lama tidak digunakan untuk berpikir yang dalam hal ini berpusing-pusing mengerjakan tugas kuliah, maka akan sulit sekali otak kita mampu berpikir kritis.
Akhirnya, jika Anda pusing atau lelah dalam melakukan sesuatu tetapi tidak menyerah malah menyukainya, maka selamat, Anda berjuang di jalan yang benar.
Penulis Imam Mudzakir adalah mahasiswa semester satu jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.