KEJAKSAN – Tingginya permintaan yang tak sebanding dengan jumlah persediaan, menyebabkan harga obat anti virus Covid-19 lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Kelangkaan obat anti virus hampir merata di Kota Cirebon, salah satunya di apotek Ciremai yang dikelola Perumda Farmasi
Direktur Perumda Farmasi, Emirzal Hamdani mengatakan, obat anti virus jenis seperti Oseltamivir, Avigan,Ivermec, Ivermectin dan sejenisnya seringkali kosong. Pihaknya hampir setiap hari meminta stok obat tersebut kepada distributor.
“Pengiriman tidak bisa dipastikan karena saat ini permintaan meningkat. Pegawai kami hampir setiap hari meminta terpenuhi obat anti virus, namun distributor tidak bisa memastikan stoknya,” papar dia
Di tingkat apotek harga obat anti virus Covid-19 cukup mahal, dari harga Rp 300 ribu perstrip sampai Rp 500 perstrip. Sekali menebus resep, harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta sudah termasuk vitamin.
“HET yang ditetapkan Kementerian Kesehatan seperti Oseltamivir 75 mg (kapsul) harganya hanya Rp 26 ribu, Harga obat Avigan dipatok tidak boleh melebihi Rp 22.500, Ivermectin Rp 7.500. Karena langka bisa beberapa kali lipat,” ujar dia.
Minimnya persediaan stok obat diakibatkan terbatasnya pasokan obat jenis ini kepada pihak distributor. Untuk melayani pembeli, biasanya apoteker menyarankan obat lain dengan dosis yang sama.
“Dari distributornya juga mungkin suplainya terbagi-bagi. Karena melayani banyak apotek yang hampir secara bersamaan memesan minta disuplai obat jenis ini,” tuturnya.
Para penjual obat-obatan farmasi berharap agar produsen pembuat obat-obatan anti virus ini bisa menambah kapasitas produksinya. Karena memang sedang sangat dibutuhkan oleh pasien. Termasuk untuk jenis multivitamin yang berhubungan dengan penyembuhan maupun pencegahan covid-19. [MC03]