Mediacirebon.id – Sayup terdengar suara balita di dalam rumah Sumini (32), warga Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Anak perempuan berusia 18 bulan itu menangis keras meminta makan.
Hari ini, Sumini memasak sayur berbahan dasar telur. Sup telur tahu dipilihnya untuk lauk putri kesayangannya itu.
Sumini mengaku, menu tersebut atas saran dari kader di Puskesmas Pegambiran. Sedangkan telur dibeli di PT Japfa Comfeed yang tak jauh dari rumahnya.
Ia menceritakan, sejak 4 bulan terakhir kader memantau langsung perkembangan anaknya. Hal ini, lantaran terindikasi stunting atau gagal tumbuh.
“Kader hampir setiap hari memantau perkembangan anak saya,” kata Sumini sembari menyuapi makan anaknya, Rabu (4/10/2023).
Kader menyarankan sumini ikut program satu hari satu telur (SHST) yang digagas pemerintah. Sumini sempat menolak mengingat harga telur mahal. Namun kader memastikan harga telur yang dijual di PT Japfa Comfeed sangat terjangkau.
“Satu telur harganya Rp 1000. Dibeli setiap satu minggu sekali selama 4 bulan,” ujarnya.
Kader juga menyarankan untuk masak berbahan dasar telur dengan menu yang berbeda. Agar, anak tidak bosan makan telur setiap hari.
“Bukan hanya perkembangan anak saya, tapi menu makan juga di pantau sama kader,” ungkapnya.
Ia bersyukur ada perubahan di berat badan dan kesehatan anaknya Namun demikian, Sumini tetap memberikan makanan dengan asupan gizi yang cukup dan menjaga pola makan.
Terpisah, Satgas stunting Kota Cirebon, Ikhwanudin menjelaskan, program SHST merupakan komitmen pemerintah daerah dan PT Japfa Comfeed dalam pencegahan stunting di Kota Cirebon.
“Kami lakukan pendekatan, kemudian mengajak untuk memanfaatkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk pencegahan stunting. Alhamdulillah menyambut baik,” papar Ikwan panggilan akrabnya.
Komitmen yang dilakukan dengan pemetaan keluarga berisiko stunting di lingkungan PT Japfa Comfeed atau di Kelurahan Pegambiran. Hasilnya pada tahap pertama program SHST, mengintervensi 46 balita dan tahap dua 84 balita.
“Tahap pertama pada bulan Oktober 2022 sampai Januari 2023 dan tahap kedua Maret-Juni 2023,” tutur Ikhwan yang juga merangkap sebagai Teknikal Asisten BKKBN Jawa Barat yang berada di Kota Cirebon.
Selanjutnya, kader bertugas mengawasi asupan gizi keluarga berisiko stunting. Sampai benar-benar sembuh dari stunting.
“Intervensi stunting bukan hanya sekali, namun harus berkali-kali dan diawasi sampai dengan sembuh dari stunting,” kata Ikwan.
Menurut Ikhwan, program ini sangat efektif melakukan pencegahan stunting di Kota Cirebon. Pihaknya berharap program ditiru perusahaan lain. Sehingga target Jabar zero stunting bisa terwujud. (Why)