Mediacirebon.id – Dalam era digitalisasi ini, kegiatan membaca seringkali menjadi tantangan bagi masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di lingkungan kurang mampu.
Namun, di tengah keterbatasan itu, sebuah inisiatif luar biasa muncul di Dusun Pahing Ciwangi, memanifestasikan harapan akan peningkatan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan Jalanan yang berdiri megah di tengah-tengah keseharian masyarakat desa menjadi bukti nyata bahwa literasi tak lagi menjadi privasi kalangan tertentu, melainkan hak setiap warga.
Bagaimana perpustakaan ini mengubah paradigma membaca dan menyebarkan ilmu di tengah keterbatasan ekonomi? Simak kisah inspiratif ini yang mengupas peran besar perpustakaan dalam mengangkat derajat masyarakat desa melalui pengetahuan.
Program Maca, yang diinisiasi sejak tahun 2022 merayakan momentum spesial dalam perjalanannya dengan menggelar anniversary pertama pada bulan November tahun lalu.
Sebuah inisiatif luar biasa yang menjadi cabang dari program serupa di Majalengka, Program Maca menjadi tonggak penting dalam mengubah paradigma literasi di Dusun Pahing Ciwangi.
Kang Ahmad, seorang pengurus di tempat Maca, berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana ide ini muncul dari reunian teman SD, diberdayakan oleh kekuatan dari secangkir kopi. Dari semangat tersebut, lahir dua program unggulan, yakni Perpustakaan Jalanan dan Kelas Retorika.
Kelas Retorika menjadi wahana penggalian lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan Blok Pahing dari masa lalu hingga kini. Seiring berjalannya waktu, tempat Maca telah menyeleksi program kegiatan dengan fokus utama pada Perpustakaan Jalanan #1JamTanpaGadget, dan Kelas Retorika. Target utama dari Perpustakaan Jalanan dan #1JamTanpaGadget adalah anak SD hingga SMP, mengingat tingginya tingkat ketergantungan dan kecanduan gadget pada kelompok usia ini.
Kang Ahmad mengatakan alasan di balik penargetan ini, “karena penggunaan gadget pada anak-anak cenderung lebih besar daripada kita selaku orang dewasa, oleh karena itu kami mengadakan program #1JamTanpaGadget yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan kecanduan serta dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak yang berlebihan.” ucap Kang Ahmad.
Dengan antusiasme yang menyala, kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga, terutama para ibu yang menyambut langkah positif ini untuk mengurangi kecanduan anak-anak pada teknologi. Program Maca bukan hanya tentang literasi, tetapi juga pemberdayaan dan penyelamatan identitas lokal yang menjadi kekuatan bersama dalam menjawab tantangan zaman.
“kita sebagai warga disini mendukung dengan adanya program perpustakaan jalanan ini, apalagi melihat pergaulan anak-anak sekarang. Kan kalo ada perpustakaan ini mereka bisa belajar sambil main, kadang juga dapat hadiah kalo bisa jawab pertanyaan. Pokoknya kita semua warga disini mendukung adanya perpustakaan Jalanan ini. dari mulai ibu- ibu hingga bapak-bapak semuanya mendukung.” Ucap kang Cecep.
Perpustakaan Jalanan di Dusun Pahing Ciwangi merupakan inisiatif luar biasa dalam mengatasi tantangan literasi di tengah keterbatasan ekonomi.
Dengan fokus pada Perpustakaan Jalanan dan #1JamTanpaGadget, program ini tidak hanya menargetkan literasi anak-anak SD hingga SMP tetapi juga berupaya mengurangi ketergantungan gadget pada mereka. Dibalut oleh semangat dan identitas lokal, tim Maca berhasil menciptakan ruang pembelajaran melalui Kelas Retorika, yang menggali sejarah dan perkembangan Blok Pahing.
Dukungan positif dari warga, terutama para ibu, menandai keberhasilan program dalam membangun kesadaran akan pentingnya literasi dan pemberdayaan identitas lokal. Program Maca bukan hanya sekadar tentang membaca, melainkan juga tentang memberdayakan masyarakat desa dan melibatkan mereka dalam menjawab tantangan zaman.