Mediacirebon.id – Jalan yang menuju kawasan wisata Batik Trusmi, Kabupaten Cirebon mulai ditata. Dimulai dari membersihkan sampah dan mengecat median jalan, kemudian penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL).
Aksi ini pasca Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyambangi Pasar Pasalaran dan melintas di jalan menuju kawasan Batik Trusmi. KDM sapaan akrabnya ingin kawasan wisata Batik menjadi Malioboro-nya Cirebon.
Sayangnya aksi ini tanpa diawali sosialiasi kepada PKL yang sudah lama berdagang di lokasi tersebut. Hal ini dikeluhkan Nur (45) salah satu pedagang.
“Belum ada sosialiasi langsung penertiban. Harusnya sosialiasi dulu,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (5/6/2025)
Ia mengaku penertiban PKL terkesan mendadak. Sehingga banyak PKL yang belum mempersiapkan lokasi pengganti. PKL kini harus mencari cara agar tetap bisa mencari nafkah.
“Belum ada persiapan ya sekarang pasrah dulu, coba nyari tempat baru,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Satpol PP Kabupaten Cirebon, Ustadi menganggap wajar jika ada penolakan. Namun pihaknya hanya ingin mengambil hak pejalan kaki yang digunakan PKL untuk berdagang.
“Penolakan pasti ada tapi kami ingin menyadarkan ke PKL bahwa selama ini yang mereka tempat itu hak pejalan kaki,” tegasnya.
Imam mengaku, tidak sekedar melakukan penertiban, tetapi mencarikan solusi agar para pedagang tetap berdagang sebagaimana mestinya.
“Kita sarankan untuk diarahkan ke dalam pasar, kita sudah koordinasi dengan Disperdagin,” jelasnya.
Penertiban ini sambung Imam, sebagai upaya pemerintah melakukan penataan di kawasan wisata Batik Trusmi. Dengan tujuan wilayah ini tertata dan kunjungan wisatawan meningkat. (Why)