Mediacirebon.id – Petani tebu di Kabupaten Cirebon mengahadapi persoalan serius. Dari mulai kredit macet sampai harga jual gula anjlok. Padahal banyak petani yang masih ingin menjaga kelangsungan usahanya.
Ketua DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Tersana Baru, Mulyadi mengatakan, petani tebu saat ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan dari bank, khususnya Bank BJB.
“Kemitraan dengan perbankan yang sudah lama berjalan kini dihentikan sementara karena adanya evaluasi terkait kredit macet,” ujarnya, Kamis (22/5/2025)
Imbasnya petani sulit untuk membeli pupuk, mengelola lahan, sampai mengangkut hasil panen. Kondisi demikian sudah berlangsung beberapa bulan lalu.
“Akibat terhentinya aliran dana kredit, proses budidaya tebu menjadi tersendat,” katanya.
Tak hanya soal modal, kelangkaan bibit tebu lokal juga menjadi kendala besar. Selama bertahun-tahun, petani di Cirebon harus mengandalkan pasokan bibit dari luar daerah.
Mulyadi mengusulkan agar lahan-lahan milik Pemda atau desa bisa dijadikan pusat pembibitan.
“Lahan milik Pemda kalau bisa dijadikan pilot project, hasil bibitnya nanti bisa kami beli. Ini juga bisa jadi sumber PAD bagi desa,” ujarnya.
Saat ini stok gula menumpuk dan harga cenderung anjlok karena ulah pedagang yang memanfaatkan situasi.
“Di saat harga jatuh, petani tetap butuh uang. Kami ingin ada mekanisme penyerapan hasil panen oleh pemerintah atau BUMN seperti Bulog,” tegasnya. (Aap)