Mediacirebon.id – Setelah harga daging dan tempe, kini harga gas elpiji 3 kg mengalami kenaikan. Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji semula Rp 16 ribu menjadi Rp 19 ribu per kg. Namun harga gas elpiji 3 kg antara HET dengan di masyarakat berbeda.
Salah satu warga Kabupaten Cirebon mengeluh hal tersebut. Ibu rumah tangga Yuyun mengeluhkan dengan kenaikan harga gas elpiji 3 kg. Apalagi harga di masyarakat jauh berbeda dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
“Lebih mahal dari HET kalau beli gas elpiji 3 kg,” keluhnya kepada wartawan, Jumat (4/3/2022)..
Meski harga berbeda, ia tetap membeli. Karena gas elpiji 3 kg merupakan kebutuhan sehari-hari. Di tingkat pengecer harga gas elpiji 3 kg mencapai Rp 20 ribu sampai 23 ribu per kg.
“Sudah jadi kebutuhan jadi ya terpaksa harus tetap beli,” katanya.
Dia khawatir Imbas dari kenaikan harga gas elpiji 3 kg berpengaruh terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. “Pasti nanti harga makanan akan naik,” ujar dia.
Pedagang Mie Ayam di Kabupaten Cirebon Saryana mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku bingung dengan naiknya sejumlah komoditi.
“Ingin ikut naik takut engga laku, tapi kenyataanya harga komditi naik,” ujarnya.
Terpisah Sekretaris Hiswana Migas Cirebon, Kiki Zulkarnaen meminta, masyarakat membeli gas elpiji 3 kg di pangkalan. Dia menjamin harga di tempat tersebut sesuai HET.
“Kalau pangkalan menjual melebihi HET kami akan tegur,” tuturnya.
Pihaknya mengaku kesulitan memantau harga di tingkat eceran. Apalagi eceran bukan termasuk struktur organisasi Hiswana Migas Cirebon.
“Tidak bisa pantau kalau di tingkat eceran karena bukan dari bagian organisasi kami,” tutur dia. (Why)