Mediacirebon.id – Kericuhan antar puluhan pemuda terjadi di depan Alun-alun Sangkalabuana, komplek Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Rabu (2/10/2024).
Puluhan warga menyerang sejumlah orang usai diskusi polemik takhta Kesultanan Kasepuhan Cirebon di markas Laskar Macan Ali (MLA). Pihak kepolisian di lokasi langsung melerai dan memisahkan kedua belah pihak yang bertikai itu.
Panglima Laskar Macan Ali (LMA) Nuswantara, Prabu Diaz menjelaskan, sebelum terjadi keributan, Pangeran Kuda Putih Heru Russyamsi datang ke markas LMA. Heru menyampaikan bahwa Habib Lutfi Bin Yahya diangkat menjadi dewan kelungguhan.
“Kami hormati dan hargai apa yang sudah disampaikan Heru mengenai dewan kelungguhan,” katanya.
Pasca kejadian itu terjadi perdebatan di media sosial. Prabu Diaz kemudian mengajak pihak dari Pangeran Kuda Putih untuk berdiskusi membuktikan dirinya pewaris tahta Keraton Kasepuhan.
“Saya sudah berkonsultasi dengan sesepuh di Singapura dan Keraton Kasepuhan. Mereka memastikan bahwa Heru bukan sultan sepuh Keraton Kasepuhan,” ujarnya.
Tawaran dari Prabu Diaz diterima oleh pihak Pangeran Kuda Putih. Dalam diskusi tidak terjadi perdebatan sengit, bahkan kedua belah pihak sepakat untuk bersama mencari tahu kebenaran sejarah mengenai sultan sepuh Keraton Kasepuhan.
“Kami akhiri dengan berpelukan dan sepakat untuk mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan,” kata Diaz.
Sayangnya usai diskusi terjadi keributan antar pemuda yang diduga pihak-pihak yang tidak setuju dengan keberadaan Pangeran Kuda Putih.
“Kami menduga ada pihak yang memang tidak berkenan atas kedatangan dari pihak pangeran kuda putih,” jelasnya.
Perlu diketahui bahwa polemik perebutan tahta di Keraton Kasepuhan mencuat setelah PRA Arif Naradiningrat meninggal. Keributan serupa pernah terjadi, namun reda setelah pihak kepolisian turun mendamaikan. (Why)