LEMAHWUNGKUK – Sasana Bara Boxing Club di Kesunean Tengah, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, menjadi wadah para remaja menyalurkan bakat olahraga tinju. Selain itu untuk menghindari kenakalan remaja dari perbuatan yang meresahkan masyarakat.
Sasana Bara Boxing Club membina para remaja mengukir prestasi di dunia tinju. Berbagai undangan turnamen mulai berdatangan, meski satu tahun didirikan.
M Subagja sebagai pencetus ide sekaligus pendiri Bara Boxing Club. Dia mengaku prihatin melihat kondisi remaja di lingkungannya yang kecanduan obat-obatan terlarang. Agar tidak melakukan hal tersebut, dia mensisasati dengan mengajak mereka berlatih tinju.
“Kenakalan remaja sudah semakin mengkhawatirkan. Masa depan mereka harus diselamatkan, maka saya mendirikan Bara Boxing club sebagai tempat menyalurkan bakat tinju,” ujar dia didampingi promotor Bara Boxing Club, Furqon Nurzaman.
Idenya disambut baik oleh para orang tua. Terbukti sejak berdiri, puluhan murid usia 7-16 tahun mendaftar di tempatnya. Sayangnya sejak pandemi, intensitas latihan mereka berkurang.
“Alhamdulillah responnya positif. Ini yang membuat saya semakin semangat untuk terus mengajak para remaja ke jalan yang lebih baik,” tutur dia.
Tidak tanggung-tanggung, sasana Bara Boxing club mendatangkan langsung Boy Tanto untuk menjadi pelatih tetap. Boy Tanto sendiri, merupakan mantan petinju nasional, yang juga pernah berkiprah di sejumlah turnamen tinju kancah Asia.
“Sebetulnya baru satu tahun saya bersama rekan-rekan mendirikan sasana ini. Awalnya, untuk membina para remaja di lingkungan sini untuk bisa diarahkan pada kegiatan positif, daripada terpengaruh kenakalan remaja, atau obat-obatan terlarang,” ujar Bagja, kepada wartawan kemarin (14/7).
Sarana prasarana latihan tinju yang dipakai, terbilang cukup sederhana, tapi dibuat sedemikian rupa agar menyerupai ukuran dan dimensi standar. Misalnya, ring tinju, samsak, dan beberapa sarung tangan serta helm pelindung kepala. Fasilitas tersebut ada sebagian yang diadakan sendiri, ada juga yang disuport oleh promotor dan donator.
Konsentrasi latihan, dibuat rutin setiap Rabu-Sabtu sore. Dengan alasan agar lebih berkonsentrasi mengembangkan bakat dan minat anak-anak asuhnya yang awalnya hanya mengisi waktu luang. Anak asuh yang dilatihnya pun, tidak dipungut biaya sama sekali.
“Kalau anak didik di kami tadinya ada dua puluhan lebih. Tapi, karena pandemi ini, ada beberapa yang off dulu. Sekarang ada 15 orang, rentang usia SD sampai remaja. Kalau untuk melatih menuju prestasi, mulainya dari umur 13 tahun. Supaya lebih bisa diarahkan,” tuturnya.
Dari konsentrasinya membina atlet tinju, kini mulai berdatangan undangan untuk mengikuti turnamen tinju dari berbagai daerah. Di antaranya tunamen Bali boxing tourist day, dan dari Jakarta fight.
“Rencananya 24 juli ini, tapi karena pandemic dan PPKM, jadi ditunda dulu,” ungkapnya.
Dia berharap dari sasana ini akan bisa terlahir petinju-petinju handal, yang bisa membawa nama baik Cirebon di kancah tinju nasional. Kota Cirebon sendiri, pernah Berjaya di cabor tinju pada Porda 2010 lalu, dengan raihan 3 emas dan 2 perunggu. [MC-03]