Mediacirebon.id – Hiruk pikuk harga minyak goreng tidak berlaku bagi pelaku usaha kerupuk melarat di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Mereka mengandalkan pasir untuk menggoreng kerupuk khas Cirebon ini.
Salah satunya pemilik usaha kerupuk melarat, Sumber Mares, Solehhudin. Dia menceritakan, menggoreng menggunakan pasir sudah dilakukan sejak lama.Bahkan pasir yang digunakan berasal dari sungai tak jauh dari usahanya.
“Kami sejak lama tidak bergantung dengan minyak goreng. Jadi mau harga minyak mahal atau murah yang tidak mempengaruhi produksi,” kata dia saat ditemui wartawan, Rabu (23/3/2022).
Ola panggilan akrabnya mengungkapkan, pasir sungai jadi ladang usaha masyarakat setempat. Biasanya, mereka menjual pasir ukuran karung kecil sebesar Rp5 ribu. Dia dalam sebulan membeli 25 karung kecil khusus untuk menggoreng kerupuk.
“Sehari bisa 2 kwintal menggoreng kerupuk. Pasir habis karena tumpah atau nempel di kerupuk,” paparnya.
Ola menambahkan, bukan hanya kerupuk melarat makanan khas Cirebon yang digoreng menggunakan pasir. Namun kerupuk upil dan kerupuk bala-bala, juga menggunakan pasir.
“Semuanya digoreng menggunakan pasir bukan dengan minyak goreng,” ujar dia.
Sementara itu, tukang goreng kerupuk melarat, Didi menjelaskan, pasir yang digunakan menggoreng kerupuk berasal dari dalam sungai. Sebelum digunakan untuk menggoreng, pasir di rendam hingga kotoran keluar.
“Pasirnya yang berwarna hitam, kemudian direndam selama 4 hari sampai semua kotoran keluar,” jelasnya.
Saat menggoreng kerupuk melarat, pasir harus dalam keadaan panas yang sudah dimasukan ke mesin penggiling. Semakin panas, semakin cepat kerupuk mengembang.
“Tidak ada campuran apapun. Hanya dengan pasir,” tutur dia. (Why)