Mediacirebon.id – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) melalui Pengurus Bidang Media dan Komunikasi Publik berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menyelenggarakan kegiatan Media Management Training (MMT) dan Digital Talk bagi kader-kader PMII yang ada di seluruh Indonesia, kegiatan ini dilaksanakan secara daring, Minggu (5/9/2021). MMT merupakan ruang belajar media digital untuk kader PMII yang memiliki minat di bidang media digital.
Direktur MMT Hamas Nahdly mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi kader PMII dalam mendapatkan soft skill dari ruang digital. Menurutnya, MMT akan dilangsungkan sampai akhir tahun 2021 dengan narasumber dan tema yang berbeda-beda. Pelaksanaan MMT dibagi menjadi dua sesi yakni sesi online dan hibrid, pada sesi online dibagi lagi menjadi 7 chapter. Di sinilah, kader PMII dilatih secara Khusus mengenai pemahaman bagaimana manajemen media dijalankan.
“Ada beberapa materi. Hari ini membahas pengantar digital media, bicara manajemen konten, manajemen media di PMII. Di chapter berikutnya ada video editing, graphic design, belajar web development,” ujar Hamas saat menyampaikan laporan.
Hamas menambahkan, PB PMII melalui Pengurus Bidang Media dan Komunikasi Publik berkomitmen untuk memperbaiki seluruh media yang dikelola oleh kader di semua level kepengurusan, dari mulai tingkat rayon sampai dengan PB. Hal ini sebagai respons terhadap dunia digital yang berkembang sangat pesat.
“Aktivitas masyarakat sekarang ada di sana (media digital). Apalagi di level pemuda atau mahasiswa, ketika kita tidak bisa mengikuti ruang digital tentu kita akan sulit beradaptasi dengan mereka. Pendekatan ke mereka sangat terbatas, dari itu, aktivitas PMII harus masif di ruang dunia maya,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik PB PMII Surya Noor menegaskan, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan zaman di mana seseorang sudah mampu mengintegrasikan teknik-sistem digital, komputerisasi dan jaringan internet. Aktivitas masyarakat saling terhubung, cepat dalam mengakses pengetahuan, mudah dan efektif ketika ingin mencari berbagai kebutuhan.
Seiring dengan perkembangan itu, peran Manusia berpotensi tergantikan oleh robot, salah satu contoh adalah taxi terbang tanpa pengemudi yang baru saja tiba di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Begitupun dengan dunia pendidikan, saat ini seseorang dapat bersekolah tanpa harus pergi ke sekolah.
“Zaman sudah berubah, masa yang lalu kelompok strategis itu mungkin hanya pemerintahan, hari ini kelompok strategis bisa disandang oleh serang yang hanya punya ratusan ribu followers sebagai influencer,” tambah Surya.
Dulu, perkembangan dunia digital hanya sekadar imajinasi, saat ini, imajinasi tersebut menjadi sebuah kenyataan dan dirasakan oleh masyarakat. Hal inilah, kata Surya Noor, yang menjadi alasan mengapa kader-kader PMII harus menyesuaikan pada era disrupsi atau era revolusi industri 4.0.
“Hari ini memaksa kita untuk masuk kepada era disrupsi, era perubahan, perubahan yang fundamental dan cepat, yang bahkan sering tidak terduga, bisa berubah dengan tempo yang sangat singkat,” katanya.
Lebih jauh, Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah menuntut masyarakat untuk mampu mengendalikan platform digital sebagai kebutuhan mereka sehari-hari, baik kebutuhan pendidikan, rumah tangga, sosial, maupun kebutuhan spiritual seperti merefleksikan paham keagamaan.
Dalam forum yang sama, CEO Infina Indonesia Oktora Irahadi mengatakan, dasar-dasar media digital dapat dipahami sebagai kemampuan individu dalam merespons informasi dan aplikasi digital yang saat ini populer di Indonesia seperti google dan platform media sosial YouTube, Instagram, facebook, twitter dan tik tok. Medsos sebagai sarana komunikasi dan interaksi masyarakat harus diisi dengan konten baik sekaligus mendorong mereka untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Hal pertama yang harus diperhatikan oleh kader-kader PMII bahwa bermedia sosial harus mengenal audiens atau pengikut kita di media sosial. Konten yang diunggah sebaiknya menyesuaikan dengan pasar yang menjadi fokus dari jenis platform media tertentu. Pentingnya anak muda dan mahasiswa bermain internet juga didasari pada tingginya pengguna internet di Indonesia yakni sekitar 76 persen. Prinsipnya, kata dia, agar mendapatkan ads dari platform media tersebut, komunikasi pengguna harus maksimal, misalnya aktif mengunggah konten dan selalu membalas komentar followers.
“Yang juga harus diketahui bahwa ada 8 hal yang dilakukan seseorang di internet yaitu browsing, belanja, cari makanan, hiburan, main Medsos, meeting, nonton video dan dengerin lagu. Mereka menggunakan 8 aplikasi dalam sehari dan minimal 8 detik per orang di internet,” ucap Oktora.
Hal lain yang harus diperhatikan kader-kader PMII ketika menggunakan platform media digital yakni menciptakan aplikasi atau konten yang menarik, mengingat persaingannya sangat banyak sekali. Seseorang harus mencari cara bagaimana agar aplikasi tersebut mampu menahan orang agar secara terus menerus mengunjunginya.
Selain itu, perhatikan format konten, saat ini masyarakat lebih menyukai format simpel tetapi pesannya sampai seperti menyukai konten tayangan video daripada sekadar konten teks biasa.
“Satu lagi, kalau bikin konten yang mendidik tetap harus menghibur. Karena kalau tidak menghibur pasti ditinggalkan, netizen kita lebih suka hiburan, happy-happy,” ujar dia.
Sebagai informasi, MMT dan Digital Talk kali ini merupakan kegiatan perdana, narasumber lain yang juga menjadi narasumber pada kegiatan ini yakni Adibah Rachman selaku content creator, menyampaikan materi Manajemen Konten dalam Media. Lalu Armanda selaku content Analis yang menyampaikan materi Instrumen Manajemen Media Digital. [Why]