Mediacirebon.id – Ikon baru “Watubelah” berdiri di ujung Jalan Ki Bagus Rangin atau jalan baru Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Disekililing bangunan ini berdiri Topeng Panca Wanda khas Cirebon.
Ikon baru ini menarik banyak warga yang melintas di jalan Ki Bagus Rangin, dan Jalan Fatahillah. Banyak yang berswafoto di bangunan yang belum rampung ini.
Salah satu warga yang tengah melintas Iwan (35) mengatakan, sudah sejak lama memperhatikan progres pembangunan ikon ini. Terlebih hampir setiap hari melintas di Jalan Ki Bagus Rangin.
“Saya sudah prediksi dari kontruksinya seperti Batubelah. Apalagi disekellilingnya ada patung mirip topeng Cirebon,” ujarnya.
Dia mengaku bangga Watubelah menjadi ikon baru. Apalagi daerah ini tengah menjadi zona nongkrong dan olahraga anak muda. “Wilayah Watubelah sekarang lagi digemari. Ada yang nongkrong ada juga yang olahraga,” ungkapnya.
Budayawan Cirebon, H Taufik menyebut kedua ikon ini syarat historis. Watubelah sendiri berarti “batu yang terbelah” dalam bahasa Cirebon. Sementara asal usul nama Watubelah berasal dari peristiwa pertarungan Pangeran Walangsungsang dengan Ki Patih Manik dari Kerajaan Galuh.
“Jadi Pangeran Walangsungsang berhasil membelah batu besar tempat persembunyian Ki Patih Manik, sehingga nama Watubelah digunakan untuk menamai daerah tersebut di Kelurahan Warubelah Sumber Cirebon,” Jelasnya
Sedangkan Topeng Panca Wanda, memiliki lima karakter utama yang mewakili siklus kehidupan manusia. Topeng Panji Berwarna putih, melambangkan kesucian dan awal kehidupan. Topeng Samba, berkarakter ceria dan lincah, mewakili masa kanak-kanak yang penuh kegembiraan dan rasa ingin tahu.
Topeng Rumyang, menggambarkan kedewasaan dan kemapanan. Topeng Tumenggung, melambangkan kedewasaan yang matang dan bijaksana. Dan Topeng Kelana, mewakili usia tua dengan segala pengalaman hidup serta hawa nafsu dan amarah yang masih menggelora.
“Setiap topeng memiliki filosofi dan makna yang mendalam, tidak hanya sebagai hiasan atau topeng biasa, tetapi juga sebagai representasi dari sifat dan watak manusia dalam berbagai tahap kehidupan,” kata Taufik. (Why)
