Mediacirebon.id – Di balik tembok tinggi dan gerbang besi Lapas Narkotika Kelas IIA Cirebon, suasana berbeda. Bukan rutinitas pembinaan biasa, melainkan barisan warga binaan dengan seragam coklat khas pramuka, berbaris rapi, bersemangat meneriakkan yel-yel, dan mengikuti berbagai kegiatan yang sarat makna kebersamaan.
Sebanyak 216 warga binaan dari berbagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di wilayah Jawa Barat ikut ambil bagian dalam kegiatan Pramuka Setia Dharma Bakti Pemasyarakatan, yang berlangsung pada 17–18 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat kepramukaan tak pernah padam, bahkan di balik jeruji besi.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian bagi warga binaan.
“Kegiatan Pramuka Setia Dharma Bakti Pemasyarakatan ini mengusung tema ‘Tangguh dalam Cobaan, Tumbuh dalam Pembinaan.’ Ini adalah agenda rutin setiap triwulan. Pertama kami gelar di Lapas Cibinong, dan kali ini kedua diadakan di Lapas Narkotika Cirebon,” ungkapnya
Menurutnya, kegiatan ini melibatkan tiga koordinator wilayah, yakni Priangan Timur, Bandung Raya, dan Cirebon Raya, dengan masing-masing UPT (Unit Pelaksana Teknis) mengirimkan 10 hingga 12 peserta. Mereka datang bukan sekadar untuk berlatih, melainkan juga untuk belajar nilai-nilai penting kehidupan: kedisiplinan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
“Harapan kami, kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab mereka. Ketika nanti kembali ke masyarakat, mereka sudah siap menjadi pribadi yang lebih baik dan mandiri,” tambah Kusnali.
Selama dua hari satu malam, suasana lapas berubah menjadi arena latihan dan pembelajaran. Para peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti Peraturan Baris Berbaris (PBB), permainan edukatif, semaphore, hingga semaphore dance. Aktivitas itu tidak hanya melatih fisik, tetapi juga melatih konsentrasi, kerja sama, dan jiwa kepemimpinan.
Meskipun pramuka identik dengan kegiatan di alam terbuka, pelaksanaannya di balik tembok lapas justru memiliki filosofi mendalam.
“Tembok bukan berarti membatasi semangat. Justru di sini mereka belajar berinteraksi dengan sesama warga binaan dari lapas lain. Tidak ada lagi sekat wilayah, semua satu warga binaan Pemasyarakatan Jawa Barat,” tutur Kusnali.
Salah satu peserta, Alvin Juliansah, warga binaan dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung, menjadi bukti nyata bagaimana kegiatan ini membawa perubahan positif.
“Saya sudah lebih dari satu tahun ikut kegiatan pramuka. Banyak yang dipelajari mulai dari latihan baris-berbaris, penempuhan SKU, sampai kegiatan pramuka tingkat nasional dan internasional. Saya bahkan pernah ikut kegiatan di Filipina,” ungkap Alvin dengan bangga.
Ia mengaku, lewat kegiatan pramuka dirinya menjadi lebih disiplin, rajin, dan terbuka dalam bergaul. “Sekarang saya lebih bisa menghargai orang lain dan belajar kerja sama dengan teman-teman dari lapas lain,” tambahnya.
Kegiatan Setia Dharma Bakti Pemasyarakatan ini menjadi bukti bahwa pembinaan di dalam lapas tidak hanya menekankan aspek hukum dan pengawasan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepribadian.
Dalam dua hari penuh makna itu, warga binaan belajar tentang arti kedisiplinan, tanggung jawab, dan solidaritas. Nilai-nilai pramuka yang mereka serap diharapkan dapat menjadi bekal berharga ketika mereka kembali ke masyarakat bukan lagi sebagai narapidana, melainkan sebagai individu baru yang tangguh dan siap berkontribusi positif bagi lingkungannya. (Aap)