Mediacirebon.id – Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA) merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis wilayah rentan terhadap kerawanan pangan.
FSVA disusun dalam upaya menyediakan informasi ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi,
Sehingga dapat memberikan arah dan rekomendasi kepada pembuat keputusan dalam penyusunan program, kebijakan, serta pelaksanaan intervensi di tingkat pusat dan daerah.
Pada kegiatan Gerakan Pangan Murah (GMP) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) memajang FSVA agar diketahui oleh masyarakat luas.
Dari data dan analisis yang terpampang, menunjukkan masih terdapat beberapa kelurahan di Kota Cirebon yang masuk kategori kerawanan pangan.
Kepala DKP3 Elmi Masruroh menjelaskan, FSVA disusun setiap tahun dengan menggunakan lima indikator, meliputi kesejahteraan masyarakat, akses air bersih, tenaga kesehatan, konsumsi, serta indikator penunjang lainnya.
Dari hasil analisis, tercatat ada satu kelurahan rawan pangan yang masuk kedalam kategori kelurahan prioritas 2. Serta dua kelurahan kerawanan pangan lainnya masuk kedalam kategori merah jambu atau kelurahan prioritas 3.
“Di Kota Cirebon masih ada wilayah yang tergolong rawan pangan. Salah satunya Kelurahan Argasunya yang masuk kategori paling rentan. Hasil pemetaan ini menjadi acuan bagi perangkat daerah untuk memprioritaskan penyaluran bantuan pangan,” ujarnya.
Sejauh ini, bantuan yang telah tersalurkan berupa pangan pokok seperti telur dan minyak, serta beras dari cadangan pangan pemerintah provinsi melalui Bulog. Selain itu, Argasunya juga masih memiliki lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 2,6 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk produksi pangan.
Namun, sebagian besar lahan di wilayah tersebut digunakan untuk galian C sehingga pemanfaatannya terbatas. DKP3 berencana akan melakukan kajian akhir pada tahun ini untuk menentukan jenis tanaman yang paling cocok untuk dibudidayakan di Argasunya. (Why)
