Mediacirebon.id – Petani di Kabupaten Cirebon memanfaatkan musim kemarau untuk mencari penghasilan tambahan atau cuan. Mereka memanfaatkan lahan kosong dijadikan tempat membuat batu bata merah.
Roji (38) warga Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon mengungkapkan, selama musim kemarau mampu membuat 5000 sampai 10.000 batu bata merah. Batu berbahan tanah liat ini, nanti akan dijual pada masyarakat yang ingin membangun rumah.
“Harga sekarang Rp 1000 per bata. Saya membuat batu bata merah bedasarkan pesanan. Ada juga untuk stok jika ada yang minta,” kata Roji kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).
Roji mulai membuat batu bata merah saat memasuki musim kemarau. Setelah itu batu bata merah yang masih mentah kemudian dibakar. Sebelum masuk musim hujan, ia Sudah mengentikan proses pembuatan.
“Mulai dari bulan Juni sampai Oktober. Bulan November atau saat masuk musim hujan sudah tidak membuat,” ujarnya.
Ia memanfaatkan lahan di Setupatok yang mengering. Sengaja memilih lokasi tersebut, karena dekat dengan air. Sehingga tidak kesulitan membuat batu bata merah.
“Kalau di kebun harus ambil air dulu. Kalau di setu kan dekat jadi lebih hemat tenaga,” tuturnya.
Selain menjadi tempat untuk membuat batu bata, masyarakat juga memanfaatkan tanah kering waduk untuk menanam sejumlah tanaman. Seperti, padi, palawija, ubi-ubian dan tumbuhan lainnya.
Sampai menunggu musim penghujan tiba, Roji mengaku, masih terus akan melakukan aktivitas di lahan kering waduk tersebut. (Why)