Mediacirebon.id – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Kapoksi Komisi VIII DPR RI, Hj Selly Andriany Gantina, melakukan supervisi kegiatan peningkatan kapasitas keluarga sekaligus menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada masyarakat di dua lokasi berbeda, yaitu Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu (19/6/25) dan Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon (20/6/25).
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Hj Selly dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan keluarga Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang rentan secara sosial dan ekonomi.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bung Karno, bulan yang diperingati setiap Juni untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai perjuangan Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
“Bulan Bung Karno adalah momentum untuk kembali menghidupkan semangat gotong royong, kemandirian keluarga, dan keberpihakan pada rakyat kecil. Kegiatan ini kami laksanakan agar keluarga-keluarga di akar rumput makin kuat secara sosial dan ekonomi,” ujar Hj. Selly.
Selly juga mengatakan, kegiatan supervisi peningkatan kapasitas keluarga diisi dengan dialog dengan masyarakat, fasilitator lapangan, serta perwakilan dari instansi terkait.
Materi diskusi mencakup pentingnya ketahanan keluarga, peran orang tua dalam pengasuhan positif, edukasi kesehatan, serta perlindungan anak.
Di Kecamatan Patrol, Hj Selly menekankan, keluarga adalah pondasi dari ketahanan sosial nasional. Ia menyampaikan, program-program pembangunan akan sulit berhasil bila keluarga sebagai unit terkecil tidak diperkuat terlebih dahulu.
“Bung Karno berkata, Bangsa yang besar dimulai dari keluarga yang sadar. Maka kita harus pastikan bahwa keluarga punya akses informasi, layanan, dan perlindungan,” tegasnya.
Selain kegiatan supervisi, Hj Selly juga memimpin langsung pembagian ratusan paket sembako kepada masyarakat setempat. Masyarakat yang menerima bantuan bersyukur atas perhatian yang diberikan oleh wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat VIII ini.
Dalam paparannya di setiap titik kegiatan, Hj Selly terus mengingatkan pentingnya menjadikan nilai-nilai ajaran Bung Karno sebagai inspirasi dalam kerja-kerja sosial dan kemasyarakatan.
Ia menyebut, Bung Karno tak hanya bicara tentang kemerdekaan politik, tetapi juga kemerdekaan ekonomi dan martabat sosial setiap warga negara.
“Bung Karno mengajarkan kita untuk berdiri di atas kaki sendiri. Maka program-program seperti ini harus benar-benar memberdayakan, bukan hanya sekadar membantu sesaat,” ujarnya.
Kegiatan ini juga melibatkan berbagai elemen lokal, seperti tokoh masyarakat, penyuluh keluarga, kader posyandu, serta perwakilan pemerintah. Mereka turut berdialog dan memberi masukan kepada Hj Selly mengenai situasi riil di lapangan, termasuk tantangan yang dihadapi dalam memberdayakan keluarga dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Keterlibatan aktif masyarakat ini menjadi bukti bahwa pembangunan berbasis partisipasi adalah kunci keberhasilan jangka panjang,” tuturnya.
Sebagai anggota Komisi VIII DPR RI, Hj Selly menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari pengawasan sekaligus penguatan terhadap program-program pemerintah pusat, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang menyasar keluarga prasejahtera.
Ia juga menegaskan pentingnya pengawasan yang berpihak, agar setiap program benar-benar menyentuh masyarakat bawah dan tidak terjebak dalam data administratif yang tak mencerminkan kondisi lapangan.
“Saya akan terus mengawal program-program keluarga ini agar tepat sasaran. Jangan sampai ada keluarga yang seharusnya dibantu, malah terlewat karena sistem pendataan yang tidak update,” tegasnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi refleksi penting di tengah peringatan Bulan Bung Karno. Ketahanan keluarga, kepedulian sosial, dan pemberdayaan masyarakat adalah inti dari semangat perjuangan Bung Karno yang terus relevan.
Hj Selly berharap kegiatan ini tidak hanya memberi bantuan sesaat, tetapi juga memantik semangat masyarakat untuk saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, sebagaimana semangat gotong royong yang diwariskan para pendiri bangsa.
“Kita tidak mungkin menunggu Jakarta terus. Dari desa, dari keluarga, kita harus bangkit. Inilah ajaran Bung Karno, berdikari dan saling menguatkan,” katanya.