Mediacirebon.id – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, Bambang Tirto Mulyono meninjau langsung lokasi longsor Gunung Kuda, di Desa Bobos, Kecamatan Dukuputang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025)
Hasil identifikasi sementara Gunung Kuda longsor diduga akibat kesalahan metode penambangan pihak pengelola tambang. Sehingga gunung kapur ini longsor hingga menyebabkan korban jiwa.
“Bagian bawah dikikis terus menerus hingga menyebabkan bagian gunung runtuh dan terjadilah longsor,” kata Tirto kepada wartawan.
Padahal sebelum terjadi longsor Dinas ESDM Jabar sudah memberikan peringatan keras untuk menghentikan penambangan di Gunung Kuda. Namun pengelola dan pekerja tambang tetap membandel.
Atas kejadian ini pihak Dinas ESDM Jabar mengentikan proses penambangan secara permanen. Agar tidak kembali dilanggar, pihaknya bekerjasama dengan kepolisian memasang garis polisi.
“Tegas saya sampaikan penambangan Gunung Kuda ditutup total. Jangan ada lagi korban jiwa akibat tambang ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni menyebutkan, data terakhir yang dihimpun ditemukan 13 orang meninggal dunia, 12 orang luka-luka kemudian dibawa ke rumah sakit dan 2 orang sudah kembali ke rumah.
“Informasi yang kami dapat ada 8 orang lagi yang masih tertimbun salah satunya perempuan yang kesehariannya berjualan es di area tambang,” ujarnya.
Saat ini pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan atas insiden yang terjadi. Perusahaan pengelola tambang diketahui memiliki ijin lengkap dan berakhir pada November 2025.
Pihak pemilik tambang batu alam Cirebon sudah dibawa ke Mapolresta Cirebon sedang dimintai keterangan serta penyelidikan. Pada kesempatan tersebut, Sumarni mengingatkan, pihaknya sudah membuka posko pengaduan korban longsor tambang batu alam Gunung Kuda Cirebon.
“Sudah ada posko pengaduan, sementara masih ada satu orang yang keluarganya belum ditemukan yaitu korban perempuan yang jualan es,” ujarnya.
Tiga Kali Longsor Susulan Terjadi, Saat Proses Evakuasi Longsor di Gunung Kuda
Sementara itu, mengingat kondisi alam yang tidak stabil, proses evakuasi akan dilanjutkan esok hari dengan perencanaan yang lebih matang dan pengamanan ekstra.
Proses evakuasi akan diawali dengan asesmen untuk mengidentifikasi titik-titik yang diduga masih terdapat korban tertimbun. (Aap)