Mediacirebon.id – Kota Cirebon ditunjuk oleh Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) sebagai pilot project tim cepat tanggap darurat komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT). BSSN menganggap Kota Cirebon layak menjadi percontohan di Jawa Barat, menerapkan keamanan informasi siber.
Direktur Keamanan Siberdan Sandi Pemerintahan Daerah BSSN RI, Hasto Prastowo, menjelaskan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat menciptakan ketergantungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan tim yang menangani ancaman infrastruktur siber.
“Ancaman infrastruktur siber semakin gencar sehingga perlu menjadi perhatian bersama,” kata dia, Rabu (2/10/2021).
Negara dalam persoalan ini, harus hadir untuk menghadapi ancaman keamanan siber. Selain itu BSSN juga telah membentuk ekosistem keamanan dengan membantu sistem riset di seluruh pemerintah kota, pemerintahan di daerah dan sektor masyarakat.
“Kita berupaya untuk menyatukan langkah saat terjadi serangan siber yang masif. Kita akan menyelesaikan bersama-sama,” tutur Hasto.
Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa menjelaskan, serangan siber sempat terjadi pada sistem digital milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon.
Hingga 26 Oktober 2021 terdapat 3.817 serangan malware, 180.321 serangan denial of service, 1.271 serangan trojan dan 2 kali serangan web defacement. “Semua telah ditangani oleh Cirebonkota-CSIRT,” tutur Ma’ruf.
Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati sangat mengapresiasi Kota Cirebon dijadikan pilot project penerapan CSIRT. Saat ini keamanan informasi menjadi perhatian dan sangat dibutuhkan. Bahkan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.
Tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, menurut Eti, berbanding lurus dengan resiko dan ancaman keamanannya. “Bahaya insiden siber selalu mengancam. Jangan sampai informasi berharga sampai disalahgunakan,” tandas Eti. [Why]