Mediacirebon.id – Kelompok Keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi (KK SITE) yang diketuai oleh Dr. Ir. Lucia Diawati dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri ITB, mengedukasi pelaku Industri Kecil Menengah terkait manajemen mutu.
Tujuannya agar produk dari pelaku IKM di Kabupaten Cirebon mampu bersaing dengan produk lainnya di Indonesia.
Demikian dikatakan Dosen Teknik Industri ITB Kampus Cirebon Ghaida Fatcha Mubiena, S.T., M.T. selaku ketua pelaksana di sela-sela kegiatan sosialisasi, Kamis (7/11/2024).
“Dalam Program Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (PPMI) kali ini kami bekerja sama dengan Disperdagin Kabupaten Cirebon untuk memberikan sosialisasi sekaligus edukasi soal manajemen mutu produk,” kata Ghaida kepada wartawan.
Total peserta yang mengikuti kegiatan tersebut 60 orang terdiri dari pelaku IKM makanan dan kerajinan. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 2 hari yakni tanggal 6-7 November 2024 di aula Disperdagin Kabupaten Cirebon.
Ghaida menjelaskan, di hari pertama acara dibuka langsung oleh Kaprodi Teknik Industri Dr. Wisnu Aribowo. Selanjutnya peserta diberikan pemahaman mengenai definisi mutu, pentingnya mutu, karaktersitik mutu, Off-line dan On-line Quality Control, serta tools-tools yang dapat digunakan untuk pengendalian kualitas pada produk.
Di hari kedua peserta mempraktekkan langsung bagaimana cara untuk melakukan pengendalian kualitas dari produk sesuai dengan spesifikasi produk yang sudah diidentifikasi.
“Harapannya ke depan pelaku IKM dapat menghasilkan produk yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Sehingga target yang ingin tercapai jelas sasarannya dan produknya laku terjual,” ungkapnya.
Namun, pihaknya kata Ghaida pada kegiatan kali ini, lebih fokus terhadap On-line Quality Control dimana definisi mutu pada online Quality Control adalah kesesuaian produk dengan spesifikasinya. Diasumsikan pada kegiatan kali ini spesifikasi produk sudah teridentifikasi secara existing oleh masing-masing IKM.
“Di On-line Quality Control, mutu didefinisikan “kesesuaian produk dengan spesifikasinya”. Pada tahap ini IKM diasumsikan sudah memiliki spesifikasi produknya masing-masing, walaupun pada kenyataanya spesifikasi produk dapat dihasilkan melalui proses desain pada offline Quality Control yang mana ini merupakan proses yang tidak mudah dan sederhana.” katanya.
Menurut Ghaida dalam menangkap dan menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen yang banyak mau (BM) dan abstrak melalui proses desain di offline QC yang tidak sederhana ini perlu diimplementasikan konsep Triple Helix Model. Yakni kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan industri untuk mendorong inovasi, pembangunan ekonomi, dan sosial.
Dia berharap program PM terkait manajemen mutu dapat bermanfaat bagi pelaku IKM dengan tujuan meningkatkan pendapatan, ekonomi dan produk khas Cirebon bisa bersaing dengan produk lainnya di Indonesia.
“Jadi kami mendorong pelaku IKM untuk tidak menjual barang tanpa memperhatikan mutu dan standar yang ada,” ujarnya.