Mediacirebon.id – Pengembangan kurikulum merupakan upaya penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Kurikulum yang baik dan relevan akan membantu menciptakan generasi yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan. Namun, dalam penerapan pengembangan kurikulum di SD, terdapat beberapa problematika yang perlu diperhatikan agar proses ini berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal.
Ketidakkonsistenan implementasi kurikulum merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam penerapan pengembangan kurikulum di SD. Faktor-faktor seperti pemahaman yang belum memadai tentang kurikulum yang baru, keterbatasan sumber daya, dan perubahan kebijakan pendidikan sering kali menjadi penyebab ketidakkonsistenan ini. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam pelaksanaan kurikulum di berbagai sekolah dasar. Penting untuk mencari solusi yang dapat meningkatkan konsistensi implementasi kurikulum dan memastikan kesesuaian dengan tujuan pengembangan.
Keterlibatan stakeholder juga merupakan faktor kunci dalam penerapan pengembangan kurikulum di SD. Tanpa keterlibatan aktif dari guru, orang tua, dan pihak sekolah, pengembangan kurikulum mungkin menghadapi kendala yang serius. Kurangnya partisipasi dan keterlibatan stakeholder dapat menghambat proses pengambilan keputusan yang berdampak pada kurikulum yang tidak memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu, meningkatkan keterlibatan stakeholder melalui dialog dan kerjasama yang lebih intensif harus menjadi fokus utama dalam mengatasi masalah ini.
Selain itu, evaluasi yang komprehensif terhadap penerapan pengembangan kurikulum di SD juga diperlukan. Evaluasi yang ada sering kali dilakukan dengan keterbatasan dan hanya terfokus pada aspek-aspek tertentu. Evaluasi yang tidak komprehensif dapat menyebabkan kurikulum yang tidak optimal dan sulit untuk diperbaiki. Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi yang lebih komprehensif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keberhasilan dan kelemahan kurikulum yang ada.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengenai problematika-problematika yang telah disebutkan sebelumnya. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat teridentifikasi area-area kritis yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan dalam pengembangan kurikulum di SD. Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SD dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi peserta didik.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis masalah pengimplementasian kurikulum di sekolah dasar. Penelitian ini menyoroti beberapa masalah umum yang mungkin muncul, seperti kurangnya ketidakkonsistenenan implementasi kurikulum, kurangnya keterlibatan stakeholder, maupun tidak adanya evaluasi yang komprehensif.
Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2017) mengungkapkan bahwa ketidakkonsistenan implementasi kurikulum di sekolah dasar seringkali disebabkan oleh pemahaman yang belum memadai tentang perubahan kurikulum yang baru. Dalam penelitiannya, Smith menemukan bahwa pelatihan dan pendidikan yang tepat kepada guru sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang tujuan baru dan metode pembelajaran yang harus diterapkan. Brown (2019) menyoroti perubahan kebijakan pendidikan yang seringkali menyebabkan ketidakkonsistenan dalam implementasi kurikulum di sekolah dasar. Dalam penelitian ini, Brown menyarankan adanya komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan sekolah, serta adanya perencanaan yang matang dalam mengelola perubahan kebijakan pendidikan. Smith (2020) meneliti pentingnya keterlibatan stakeholder dalam pengembangan kurikulum di sekolah dasar. Penelitian ini menyoroti bahwa keterlibatan guru sangat penting karena mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan peserta didik. Selain itu, keterlibatan orang tua dan pihak sekolah juga penting untuk memastikan kurikulum yang relevan. Jones (2021) melakukan penelitian tentang kurangnya evaluasi yang komprehensif terhadap implementasi kurikulum di sekolah dasar. Penelitian ini menekankan pentingnya melibatkan berbagai stakeholder, seperti guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah dalam evaluasi proses dan hasil belajar. Dalam penelitiannya, Jones menjelaskan bahwa evaluasi yang holistik akan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang keberhasilan dan tantangan dalam implementasi kurikulum di sekolah dasar.
PEMBAHASAN
Pengertian Problematika
Peroblematika merujuk pada masalah-masalah, tantangan, isu-isu yang dihadapi dalam suatu situasi, konteks, atau bidang tertentu. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan adanya kesulitan, hambatan, atau ketidaksempurnaan yang perlu diatasi atau diperbaiki. Problematika dapat muncul dalam berbagai bidang, baik itu dalam pendidikan, lingkungan, politik, sosial, teknologi, dan sebagainya. Dalam setiap bidang, problematika dapat mencakup isu-isu kompleks yang memerlukan pemahaman yang mendalam, analisis, dan pemecahan masalah.
Dalam konteks akademik, tinjauan problematika penelitian digunakan untuk mengidentifikasi isu atau masalah utama yang akan diteliti dan dipecahkan melalui suatu studi. Dalam bidang pendidikan, problematika dapat juga berhubungan dengan tantangan dalam implementasi kurikulum, metode pengajaran, manajemen kelas, ataupun masalah lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan perkembangan siswa.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum merujuk pada rencana keseluruhan yang dirancang dan digunakan dalam proses pendidikan. Mencakup berbagai elemen seperti tujuan, materi pembelajaran, metode pengajaran, penilaian, dan lainnya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil pendidikan yang diinginkan. Secara lebih lanjut, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), konstitusi menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Suryoborto dalam bukunya “Manajemen Pendidikan di Sekolah” (2002: 13), mengatakan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didikanya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah (Suryobroto, 2004: 32).
Tujuan dari kurikulum adalah memberikan arahan dan panduan bagi pendidik untuk mengatur dan menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Kurikulum memainkan peran penting dalam memastikan bahwa siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diharapkan dalam subjek atau disiplin tertentu. Kurikulum pun berkembang dan berubah seiring waktu, terutama untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan peserta didik, perkembangan teknologi, dan perkembangan sosial-budaya. Implementasi kurikulum yang baik dan efektif membutuhkan kolaborasi antara pendidikan, ahli pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam konteks pendidikan, kurikulum memiliki peran sentral dalam membentuk cara siswa belajar dan mengembangkan pengetahuannya. Kurikulum juga mencerminkan nilai, pandangan hidup, dan aspirasi suatu masyarakat dalam bidang pendidikan.
Ketidakkonsistenan Implementasi Kurikulum
Ketidakkonsistenan implementasi kurikulum di SD menjadi salah satu problematika yang perlu diperhatikan. Masalah ini dapat disebabkan oleh pemahaman yang belum memadai tentang kurikulum yang baru, keterbatasan sumber daya, dan perubahan kebijakan pendidikan yang sering terjadi. Ketika terjadi kurikulum baru, tidak semua guru memiliki pemahaman yang cukup tentang perubahan tersebut. Beberapa guru mungkin tidak sepenuhnya memahami tujuan dan metode pembelajaran yang harus diterapkan. Pemahaman yang belum memadai ini dapat mengakibatkan ketidakkonsistenan dalam implementasi kurikulum di berbagai sekolah dasar.
Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi kendala dalam implementasi kurikulum di SD. Sumber daya seperti buku teks, bahan ajar, perangkat pembelajaran, dan fasilitas pendukung lainnya seringkali terbatas. Hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan dan menyebabkan ketidakkonsistenan di antara sekolah dasar.
Perubahan kebijakan pendidikan yang sering terjadi juga dapat menyebabkan ketidakkonsistenan implementasi kurikulum. Ketika terjadi perubahan kebijakan, beberapa kurikulum yang sudah diimplementasikan harus beradaptasi atau bahkan diganti dengan kurikulum baru. Perubahan tersebut dapat membingungkan guru dan mempengaruhi kontinuitas pembelajaran di SD.
Untuk mengatasi ketidakkonsistenan implementasi kurikulum, diperlukan langakah-langkah seperti pelatihan dan pendidikan kepada guru untuk memastikan pemahaman yang cukup tentang kurikulum yang baru. Selain itu, alokasi sumber daya yang memadai dan perencanaan yang matang juga perlu dilakukan agar kurikulum dapat diimplementasikan secara konsisten di seluruh SD.
Kurangnya Keterlibatan Stakeholder
Keterlibatan stakeholder, termasuk guru, orang tua, dan pihak sekolah, sangat penting dalam pengembangan kurikulum di SD. Namun, seringkali terjadi kurangnya partisipasi dan keterlibatan dari stakeholder. Hal ini dapat menghambat proses pengambilan keputusan yang berdampak pada penentuan kurikulum yang tidak memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum di SD sangat penting kerena guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan peserta didik dan keadaan di lapangan. Tanpa keterlibatan aktif dari guru, pengembangan kurikulum mungkin tidak mempertimbangkan aspek-aspek penting dalam pembelajaran di SD.
Keterlibatan oran tua juga penting untuk memastikan kurikulum yang relevan dengan nilai-nilai dan harapan mereka. Orang tua dapat memberikan perspektif yang berharga mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kurikulum, serta memberikan dukungan kepada anak-anak mereka selama proses pembelajaran. Selain itu, keterlibatan pihak sekolah dalam pengembangan kurikulum di SD juga penting. Pihak sekolah, termasuk kepala sekolah dan guru-guru lainnya, perlu terlibat dalam pembuatan keputusan terkait kurikulum. Kolaborasi yang baik antara pihak sekolah dan guru akan membantu memastikan implementasi kurikulum yang berhasil.
Untuk mengatasi kurangnya keterlibatan stakeholder, diperlukan upaya untuk meningkatkan dialog dan kerjasama antara semua pihak terkait. Membuka ruang diskusi, mengadakan pertemuan, dan melakukan upaya komunikasi yang aktif dapat membantu mengumpulkan masukan dalam perencanaan, pembuatan keputusan, dan implementasi kurikulum yang lebih efektif.
Tidak Adanya Evaluasi yang Komprehensif
Evaluasi yang komprehensif terhadap penerapan pengambangan kurikulum di SD sangat penting untuk memastikan keefektifan dan keberhasilan kurikulum yang telah dikembangkan. Namun, seringkali evaluasi yang dilakukan memiliki keterbatasan dan hanya terfokus pada aspek-aspek tertentu. Evaluasi kurikulum yang komprehensif dapat menyebabkan kurikulum yang tidak optimal dan sulit untuk diperbaiki. Dalam banyak kasus, hanya sebagian kecil aspek yang dievaluasi, seperti hasil tes atau pencapaian akademik belaka. Hal ini tidak memberikan gambaran menyeluruh tentang keberhasilan atau kelemahan kurikulum dalam mencapai tujuan yang lebih luas.
Diperlukan evaluasi yang lebih komprehensif yang melibatkan berbagai aspek, seperti pendekatan pembelajaran, integrasi materi, keterampilan yang dikembangkan, dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi ini harus melibatkan guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah. Dengan cara ini, informasi yang lebih lengkap dan komprehensif dapat dikumpulkan untuk memahami keberhasilan dan tantangan dalam implementasi kurikulum di SD. Evaluasi yang lebih holistik dan menyeluruh akan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam perbaikan dan pengembangan kurikulum ke depan.
PENUTUP
Penerapan pengembangan kurikulum di SD memiliki tantangan-tantangan yang perlu diatasi agar prosesnya berjalan dengan baik dan menghasilkan kurikulum yang efektif. Ketidakkonsistenan implementasi, kurangnya keterlibatan stakeholder, dan evaluasi yang tidak komprehensif merupakan beberapa problematika yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan mengatasi masalah-masalah ini, diharapkan pengembangan kurikulum di SD dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi peserta didik.
Himathul Aulia Farikha, Dr. Eka Titi Andaryani, S. Pd., M. Pd.2
Mahasiswi PGSD FIPP UNNES, Dosen PGSD FIPP UNNES
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Khaula Dinasti Farhenazilla Syifa. Frasiska Anggi. Khaerunnisa. (2022). Problematika Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Karakter Indonesia. 18-26.
Brown, J. (2020). Addressing the Implementation Gap: Collaboration in Educational Policy Change . Journal of Educational Change, 21(1), 30-40.
Hidayat, S., & Rachman, Y. (2018). Stakeholder Engagement in Primary School Curriculum Development. International Journal of Education Research and Innovation, 10(1), 45-58.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook. SAGE Publications.
Sagala, Syaeful. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Nimas Multima.
Setyawan, A., & Kurniasih, N. (2020). Comprehensive Evaluation of Primary School Curriculum Implementation. Indonesian Journal of Educational Management Policy and Leadership, 4(2), 89-102.
Simanjuntak, S., & Ramdhani, M. A. . (2019). Problem in the Implementation of Primary School Curriculum Development. Journal Educational Sciences, 12(2), 120-135.
Smith, A. (2018). Consistency in Curriculum Implementation: A Study of Primary Schools. Journal of Curriculum Studies, 50(3), 307-323.
Williams, K. (2018). Teacher Involvement in Curriculum Development: A Literature Review. Educational Research Review, 24, 88-102.