Indonesia secara geografis terletak berada di Kawasan Ring of Fire atau ‘Cincin Api’ Pasifik. Pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
Oleh sebab itu, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam diantaranya banjir, cuaca ekstrim, gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami. Menurut The World Risk Index tahun 2019, Indonesia berada pada peringkat 37 dari 180 negara paling rentan bencana. Dikutip dari media Antara
Oleh karena itu, bencana alam bukanlah hal yang asing bagi Indonesia. karena setiap tahunnya bencana alam datang silih berganti. Berbagai upaya mitigasi hingga penanganan bencana alam juga terus di galakkan. Karena selain menimbulkan kerugian materil, bencana alam juga mampu mengancam keamanan negara.
Terjadinya bencana alam di negeri kita memang tidak dapat di cegah, tetapi kita sebagai masyarakat bisa meminimalisir dampak atau kerugian yang di sebabkan oleh bencana alam itu sendiri, baik kerugian materi maupun jiwa.
Di zaman yang sudah berkembang dan semakin maju ini peran teknologi informasi berperan penting dalam menanggulangi terjadinya bencana alam. pemanfaatan teknologi mitigasi yang tepat dapat membantu upaya pengurangan risiko bencana secara efektif apabila sudah tersedia informasi atau data ilmiah terkait antara lain yang meliputi karakteristik sumber gempa, data bentuk permukaan dasar laut, dan data kepadatan tanah.
Teknologi bisa memberikan informasi seperti memberikan informasi peringatan awal sebelum terjadinya bencana alam tersebut dan meningkatkan kesadaran Masyarakat tentang risiko bencana. Hal itu akan membantu penguatan kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana. dikutip dari jurnal Arifin, R. W. (2016). Pemanfaatan teknologi informasi dalam penanggulangan bencana alam di Indonesia berbasiskan Web.
Indonesia juga memiliki beberapa teknologi-teknologi deteksi bencana, seperti:
- Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 untuk mendukung keselamatan dari ancaman gempa bumi dan tsunami.
- Geohotspot BMKG 4.0 untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang sekaligus dapat memantau sebaran kabut
- Info BMKG 4.0 yang memberikan layanan informasi cuaca dan iklim secara lebih presisi dan akurat.
- Digital Enhanced Cordless Telecommunications (DECT) Handset yaitu perangkat yang dikhususkan untuk membantu petugas dalam memantau lokasi-lokasi bencana yang lebih berbahaya seperti tanah longsor atau lokasi letusan gunung.
- Teknologi Call Center dapat secara otomatis membuat laporan statistik mengenai jenis-jenis panggilan darurat yang pernah masuk dari petugas lapangan, sehingga proses Analisa keadaan dapat segera dilakukan tanpa hambatan teknis apapun.
- Multi Parameter Radar (MPR) bisa memberi peringatan dini bila terjadi bencana dan bisa di pindahkan sesuai kebutuhan serta membantu dalam perekeman data cuaca.
- INA TRITON Buoy untuk memantau perubahan unsur cuaca di atas dan bawah laut.
Dalam memberikan informasi, ini merupakan tugas internet sebagai media baru. Namun, rupanya teknologi internet memiliki fungsi lain contohnya yaitu menggalang dana untuk para korban bencana.
Tsunami di aceh pada tahun 2004 membuktikan bahwa internet bukan hanya memiliki fungsi informatif, tetapi dapat pula menjadi lahan mencari dana. Salah satu situs yang berhasil menggalang dana paling besar pada saat itu adalah amazon.com, salah satu situs ritel yang sukses mengumpulkan lima puluh ribu dermawan dengan penghasilan lebih dari 32,6 milyar yang kemudian di salurkan melalui organisasi palang merah di Amerika serikat.
Lebih dari itu, ternyata perkembangan teknologi informasi juga bisa mengetahui kondisi korban dan mencari orang yang hilang akibat bencana. Seperti situs BBC yang mencari salah satu warga Belanda yang menjadi salah satu korban tsunami di Selatan Thailand. Ini membuktikan bahwa teknologi informasi berkembang untuk peradaban manusia, menyesuaikan kebutuhan manusia untuk keberlangsungan hidup manusia.
Oleh sebab itu rupanya perkembangan teknologi informasi berupa internet telah memberikan sumbangsih besar dalam pemulihan infrastruktur wilayah maupun pemulihan kerugian masyarakat korban yang terkena bencana alam dengan terarah dan efisien.
Teknologi sekarang tak hanya digunakan untuk informasi akan tetapi banyak teknologi canggih yang dimana kita di Indonesia sendiri memiliki teknologi untuk mendeteksi gempa serta bencana alam lainnya seperti gunung meletus yang dimana teknologi tersebut dimiliki oleh pihak BMKG.
Dengan teknologi tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat untuk bersiaga jika terdeteksi adanya bencana tersebut melanda wilayah tersebut sehingga masyarakat dapat melakukan mitigasi agar meminimalisir terjadinya korban jiwa.
Didalam Mitigasi bencana alam media komunikasi atau teknologi sangat penting keberadaannya ditengah masyarakat hal tersebut tentunya dapat meringankan dan membantu masyarakat dalam menangani bencana pasca maupun sebelum terjadinya bencana tersebut.
Teknologi yang dimiliki oleh Indonesia cukup memadai seperti untuk mendeteksi cuaca yang dapat memprediksi bencana alam banjir,gunung meletus,gempa, tsunami.Sehingga pemerintah dapat menyebarkan informasi terkini jika akan terjadinya bencana alam tersebut dan masyarakat pun dapat berwaspada.Serta dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangan setelah bencana tersebut terjadi.
Kita juga tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada teknologi tersebut karena teknologi tersebut masih memiliki kekurangan yaitu teknologi sering kali tidak akurat dalam memprediksi suatu bencana dan harus adanya campur tangan manusia lagi untuk dapat membantu semaksimal mungkin.
Seperti pada saat terjadinya letusan gunung merapi taun lalu yang prediksi dari BMKG memprediksi siaga yang diharuskan penutupan jalur pendakian akan tetapi setelah beberapa Minggu dinyatakan status aman maka jalur pendakian tersebut dapat dibuka kembali akan tetapi saat dibukanya jalur pendakian tersebut tidak disangka gunung berapi tersebut meletus dan memuntahkan lahar panasnya dan masih terdapat para pendaki yang terjebak dan menjadi korban jiwa .
Teknologi di Indonesia juga tidak semua dapat memprediksi terjadinya bencana ada yang tidak dapat menggunakan teknologi tetapi dapat diprediksi dengan menggunakan prediksi cuaca.Seperti bencana tanah longsor,banjir,dan kekeringan yang menggunakan prediksi cuaca dan dapat mengantisipasi pasca dan sebelum bencana tersebut terjadi.
Dibutuhkan nya kerja sama antar berbagai elemen dari masyarakat ,pemerintah maupun pihak yg terlibat lainnya agar penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu dan memberikan dampak manfaat yang lebih bagi masyarakat saat sebelum bencana,saat bencana dan pasca terjadi nya bencana tersebut.
Muhammad Khoerul Latif
2381040036
Tadris ilmu pengetahuan sosial jurusan
ilmu tarbiyah dan keguruan
IAIN Syekh Nurjati Cirebon