Mediacirebon.id – memasuki musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon menetapkan status siaga bencana dari bukan Oktober 2025 hingga Maret 2026. Bencana banjir dan longsong kerap menghantui warga saat musim hujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo mengatakan, pemetaan wilayah rawan bencana berdasarkan pengalaman di tahun lalu. Wilayah Lemahwungkuk, Kesambi, Kejaksaan dan Pekalipan merupakan wilayah rawan banjir.
“Selain wilayahnya padat penduduk, ada juga yang mengalami banjir rob. Kami sudah petakan dan upaya yang harus dilakukan,” ujar Andi kepada wartawan, Selasa (28/10/2025)
Sementara itu, untuk potensi longsor, BPBD fokus pada wilayah Kelurahan Argasunya. Mengingat daerah tersebut kerap mengalami kejadian serupa dalam beberapa tahun terakhir.
“Tanah lngsor akibat galian pasir di beberapa wilayah Argasunya. Ini yang kami waspadai karena hampir terjadi setiap tahun,” ujarnya.
Bukan hanya itu, jalan protokol di Kota Cirebon rawan pohon tumbang meski sudah dilakukan pemangkasan oleh perangkat daerah terkait. “Pohon tumbang akibat angin termakan usia,’ Jelasnya.
Langkah mitigasi, yang dilakukan BPBD Kota Cirebon dengan melibatkan lintas perangkat daerah dan imbauan kepada masyarakat agar bersama menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan.
“Kami telah membentuk 12 kelurahan tangguh bencana yang diprioritaskan di wilayah rawan banjir. Mereka rutin melakukan komunikasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana,” kata Andi.
Latihan mitigasi bencana bertujuan agar warga memiliki keterampilan tanggap darurat, mampu melakukan pertolongan pertama, dan membantu evakuasi secara cepat serta tepat jika terjadi bencana.
“Ketika bencana mulai datang, warga bisa menyelematkan diri atau mencari tempat perlindungan yang aman,” tuturnya.
Bukan hanya itu BPBD sudah menginstruksikan seluruh personel menyiapkan sarana dan prasarana, sumber daya manusia (SDM), serta memperkuat kolaborasi dengan TNI, Polri, kelurahan, hingga relawan. (Why)
 
									 
					