Mediacirebon.id – Banyak di antara kita yang sering beranggapan bahwa seseorang yang tidak berpendidikan tinggi atau bahkan sama sekali tidak berpendidikan, masa depannya tidak cerah atau bahkan sangat minim kesempatannya untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang layak dengan gaji tetap dan bisa naik setiap bulannya. Mungkin beberapa diantara kalian berfikir bahwa masalahnya ada di keterampilan personal, tentu saja seseorang yang berpendidikan tinggi memiliki keterampilan di bidang yang dikuasainya berbeda dengan yang berpendidikan hanya sebatasa bangku sekolah menengah atau bahkan dasar, yang tidak memiliki kemampuan spesifiknya karena tidak diasah bisa jadi tidak diketahui apa keterampilan yang dimilikinya. Apa karena mereka malas untuk melanjuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Atau mereka memiliki rencana hidup sendiri yang tidak membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi?, tidak jauh pertanyaan itu tersirat di benak apabila mengetahui seseorang yang tidak berpendidikan tinggi. Tapi pada kenyataannya, faktor utama terletak pada perekonomian.
Buat sebagian orang, berfikir bahwa untuk mendapatkan pekerjaan membutuhkan pendidikan yang tinggi, nilai yang bagus, ijazah S1 atau bahkan lebih tinggi lagi. Namun saat ini kita semua terkena dampak pandemi yang membuat semua media pembelajaran offline harus dihentikan. Praktikum secara online, ujian secara online, hingga pemaparan materi pun secara online, yang dimana tidak semua orang atau pelajar mampu menerima dan meresap materi secara virtual, sehingga belum tenttu pelajar yang saat ini berada dijenjang tertinggi pendidikan mampu menguasai bidang yang seharusnya dapat dikuasai. Tidak sedikit pelajar saat ini yang hanya sekedar bergabung dengan media pembelajaran online nya dengan keadaan kamera yang mati dan suara yang di non aktif kan, namun kenyataannya entah apa yang dilakukan dibalik layarnya. Sehingga, rasa terlalu santai ini yang menghambat pemahaman dengan materi yang diberikan. Dan banyak pastinya dari kita yang bertanya – tanya “Gimana coba caranya biar tetap semangat belajar walau offline?”.
Selanjutnya, aku dan tentu kalian pasti berfikir masalahnya berada di rasa malas, sehingga membuat diri untuk menyantaikan sesuatu yang jatuhnya akan mengundur – ngundurkan waktu dalam penyelesaian suatu pekerjaan atau tugas. Maka dari itu, dengan pemikiran untuk bermalas – malasan sampai menyepelekan tugas yang ada. Secara logika kita cenderung mengambil kesimpulan untuk mengalokasinya dalam penggunaan waktu dengan lebih baik lagi, tidak menunda – nunda waktu dalam pengerjaan tugas, dan bersemangat walaupun secara online, sehingga rasanya era pandemi ini tidak merubah porsi ilmu yang didapat.
Tapi jangan senang dulu, itu tidak menjamin seseorang berpendidikan tinggi mudah memperoleh pekerjaan. Bursa lapangan kerja mudah dimasuki bila seorang pelajar tak hanya pintar berteori namun juga memiliki kemampuan khusus yang bisa diandalkan di perusahaan, misalnya kemampuan teknik, desain, berbicara, dan lain sebagainya. Karena, banyak pelajar hanya disuruh belajar untuk lulus menjadi sarjana, sehingga mereka hanya mengejar status bukan pemahaman terhadap proses pendidikan yang sudah dilalui. Menurut hasil penelitian, semestinya perusahaan tidak sulit mencari tenaga kerja, sebab angka pertumbuhan lulusan perguruan tinggi setiap tahun selalu bertambah, namun lapangan pekerjaan yang selalu lebih rendah dari pada jumlah lulusannya. Dan juga sulit menerima lulusan lokal karena tidak memiliki skill atau kemampuan yang dibutuhkan perusahaan. Skill adalah langkah utama memasuki dunia kerja, setelah itu harus ada critical skills jika ingin berkembang dan masuk manajemen perusahaan.
Solusinya, di era digital ini lulusan perguruan tinggi juga harus memiliki skills, yaitu mengetahui dan menguasai dunia digital. Mampu berpikir banyak perencanaan serta keahlian berkomunikasi sehingga berani untuk berpendapat.Secara umum, lulusan perguruan tinggi biasanya memang mendapatkan upah yang lebih tinggi dari pada yang tidak bergelar sarjana. Pelajar memiliki cara bicara yang berbeda, berpikir, berpakaian, dan berjalan yang berbeda dari pada yang lain, sehingga inilah yang menyebabkan mereka mendapatkan nilai lebih. Karena, pemimpin perusahaan akan menilai seseorang dari kesan pertamanya, ini menunjukan perguruan tinggi memberikan dampak yang berbeda bagi lulusannya. Namun, tak semua orang dengan bergelar sarjana akan beruntung sebab banyak yang kurang kompeten di lapangan kerja tanpa keahlian khusus.
Setelah menyimak beberapa jabaran diatas, kita bisa sedikit menyimpulkan bahwa sebenarnya perusahaan sangat senang apabila menerima seseorang dengan gelar atau berpendidikan tinggi karena bisa memberikan ide bagus untuk perusahaan. Tetapi yang diperhatikan saat ini karena lapangan pekerjaan lebih rendah dibanding sumber daya manusianya, jadi orang – orang yang berpendidikan tinggi ini bisa bekerja lama dan bukan hanya menyelamatkan diri sebagai batu loncatan seperti yang di bold diatas. Karena meraih pendidikan setinggi- tingginya bukanlah suatu hal yang sia-sia banyak manfaat yang dapat diambil. Tak lupa kemampuan dan ilmu tidak akan lengkap tanpa sebuah atittude yang baik. Ada beberapa alasan seseorang yang berpendidikan belum tentu bermoral, yaitu moral bersumber dari hati, lingkungan yang tidak sehat, minimnya peran orang tua, renggangnya hubungan dengan Sang Pencipta, menganggap pendidikan tinggi sebagai status sosial.
Penulis : Alia Sabina Farras
Mahasiswi semester 1 Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon