Mediacirebon.id – Turnamen antarkampung atau liga tarkam sedang hangat di perbincangkan masyarakat Kabupaten Cirebon. Pasalnya, bertanding yang berlangsung pada sore hari ini, dihadiri ratusan penonton.
Warga Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon, Udin (45) mengaku, sengaja menonton liga tarkam karena ingin melihat secara aksi para pemain mengolah si kulit bundar. Selain itu, ingin menyaksikan tim yang berlaga di liga tarkam.
“Lumayan buat melepas penat setelah sehari bekerja,” ujarnya kepada wartawan, saat ditemui di liga tarkam Cempaka Cup, Selasa (25/7/2023).
Liga tarkam menurut Udin, jadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Selain harga tiket yang terjangkau, liga tarkam mempererat tali silaturahmi antar penonton.
“Karena antarkampung, pasti ketemu teman lama. Terkadang dapat teman baru saat membahas jalannya pertandingan,” ungkapnya.
Meski tidak tersedia tribun penonton, namun masyarakat menikmati jalannya pertandingan. “Lebih seru nonton duduk di rumput lapangan,” katanya.
Di tempat berbeda, panitia penyelenggara liga tarkam, Roket CUP VIII 2023, Ismail Fahmi (45) menjelaskan, ada 32 tim dari berbagai daerah di Jawa Barat ikut ambil bagian menjadi peserta.
Saat turnamen panitia menutup setiap sudut lapangan dengan menggunakan material berbahan seng. Bagi masyarakat yang ingin masuk ke lapangan harus membeli tiket lebih dulu.
Mengingat antusias penonton sangat besar, panitia memberlakukan tarif masuk Rp5.000-Rp8.000 per orang untuk menyaksikan pertandingan di putaran pertama dan kedua. Memasuki babak 8 besar, harga tiket naik menjadi Rp13.000 per orang. Sedangkan untuk semi-final Rp15.000 per orang dan final Rp25.000 per orang bonus korek api.
“Antusiasnya sangat besar. Penonton yang datang bahkan sampai ribuan,” tuturnya.
Menurut, Sekertaris umum asosiasi PSSI Kabupaten Cirebon, Ahmad Pramono, liga tarkam wajib mendapatkan surat rekomendasi dari PSSI. Surat tersebut yang menjadi dasar untuk mengajukan perizinan di kepolisian.
“Bukan hanya surat rekomendasi, kami juga akan memberikan perangkat pertandingan seperti wasit dan sebagainya,” ujar Pram.
Liga tarkam, sambung Pram, bukan kewenangan PSSI Kabupaten Cirebon. Namun pihaknya tetap melakukan pengawas untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sempat terjadi peristiwa pelecehan terhadap wasit beberapa waktu lalu. Hal seperti itu kami akan turun,” tuturnya.
Namun liga tarkam akan dihentikan jelang pemilihan kepala desa atau pilwu pada bulan Oktober nanti. Keputusan ini untuk menjaga kondusivitas dan menjaga keamanan sebelum dan setelah pilwu. (Why)