Mediacirebon.id – Anggota DPRD dari fraksi PAN, Anton Octavianto mengkritik kebijakan pemerintah terkait sistem seleksi pendaftaran murid baru (SPMB) SMP negeri di Kota Cirebon. Sebab kebijakan ini rawan kecurangan.
Kritikan Anton menyusul banyaknya pengaduan orang tua yang mengeluh saat SPMB. Dia mencontoh salah satu orang tua yang mendaftarkan anaknya pada jalur domisili. Meski jaraknya dekat, namun anaknya tidak diterima ke sekolah tujuan.
“Mereka bingung, rumah ke sekolah cuma 600 meter, tapi tetap tidak diterima. Ini kan sangat tidak masuk akal,” ujar Anton kepada wartawan Sabtu (12/7/2025).
Anton menilai tujuan SPMB untuk pemerataan akses pendidikan dan menghapus diskriminasi, justru menuai banyak polemik setiap tahunnya. Dari persoalan jarak sampai persoalan prestasi yang kerap menjadi perdebatan.
“Perlu ada evaluasi serius agar tujuan SPMB sesuai dengan tujuannya. Kalau perlu dibahas sedetail mungkin,” tegas Anton.
Anton pun mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon sebagai pelaksana SPMB mengusulkan agar sistem domisil dikaji ulang. Bahkan bila perlu dihapus dan diganti dengan sistem seleksi berbasis prestasi seperti Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang pernah diberlakukan sebelumnya.
“Saya minta Disdik terbuka, transparan, dan serius menanggapi persoalan ini. Jangan sampai masyarakat terus merasa dipermainkan tiap tahunnya, ” kata Anton.
Lebih lanjut, Anton juga menyarankan agar pemerintah daerah membentuk tim khusus untuk melakukan audit dan investigasi terhadap proses seleksi SPMB di Kota Cirebon tahun ini.
“Tujuannya agar tidak ada permainan atau dugaan kecurangan yang membuat masyarakat makin tidak percaya pada sistem pendidikan kita,” pungkasnya. (Why)
