Mediacirebon.id – Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Kampus ISIF, Jalan Swasembada, Majasem, Kota Cirebon, Sabtu (4/10/2025).
Forum ini membahas pemanfaatan limbah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Untuk menekankan resiko pencemaran, serta memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
Direktur Staf Studi Lingkungan Sosial Fahmina, Abdul Malik, menyampaikan bahwa FGD ini bertujuan mendorong pengelola dapur MBG serta pemerintah agar lebih serius melakukan evaluasi terhadap pengelolaan makanan dan limbah.
“Selain isu keracunan makanan, masalah sampah dari dapur MBG juga harus diperhatikan. Limbah yang muncul bukan hanya organik, tapi juga sisa minyak, sabun cair, hingga bahan kimia lain yang bisa merusak air tanah,” jelas Malik.
Menurutnya, jika dikelola dengan baik, limbah MBG dapat dimanfaatkan untuk menciptakan ekosistem lingkungan yang sehat sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat, misalnya melalui pengolahan pakan ternak.
Sementara itu, Konsultan Peternakan Rona Ayudya menyoroti pentingnya Quality Control (QC) dalam pengelolaan dapur MBG.
“Limbah dapur sebenarnya masih bisa dimanfaatkan, misalnya untuk bahan tambahan pakan ternak atau ikan. Tapi syaratnya harus diolah dengan benar agar tidak menimbulkan bau, lalat, atau gangguan kesehatan,” ujarnya.
Dari aspek kesehatan, Staf Seksi Kesehatan Lingkungan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Farid Ma’ruf, menambahkan bahwa hingga 30 September 2025 belum ada laporan kasus keracunan akibat program MBG di Kabupaten Cirebon.
“Kami mencatat ada 32 permohonan rekomendasi standar laik higiene sanitasi (SLHS) dari SPPG/MBG, dengan 18 di antaranya masih dalam proses,” terangnya. (Aap)