Mediacirebon.id – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon bersama Bulog Cabang Cirebon melakukan pemantauan harga beras ke Pasar Kanoman dan Pasar Jagasatru, Selasa (24/1/2023).
Monitoring tersebut sekaligus untuk meninjau beras yang didistribusikan oleh Bulog Cabang Cirebon dalam rangka program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kota Cirebon.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPPP Kota Cirebon, Hj. Elmi Masruroh, S.P., M.Si., mengatakan, DKPPP merupakan kepanjangan tangan dari Badan Pangan Nasional, sehingga memiliki tugas untuk memantau pelaksanaan distribusi beras oleh Bulog.
“Bulog mendapatkan penugasan dari Badan Pangan Nasional melalui Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Nasional untuk menggelontorkan beras ke pasar dalam rangka menjaga stabilitas harga beras,” tuturnya.
Elmi menjelaskan, Pemda Kota Cirebon tidak hanya monitoring, tetapi juga mendata dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan. Misalnya terkait kuantitas beras yang didistribusikan hingga sampai ke titik yang tepat.
“Kemudian kita juga memantau terkait perkembangan harga beras yang terus meninggi. Misalnya harga beras medium yang kini di atas Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium mencapai Rp12 ribu per kilogram. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp9.450 per kilogram untuk beras medium,” jelasnya.
Perihal kenaikan harga beras, Elmi menyebutkan, disebabkan panen raya terakhir terjadi pada bulan empat tahun lalu. Sehingga permintaan yang terus meninggi, sedangkan stok dan suplai berkurang akan menimbulkan kenaikan harga.
“Sudah mulai langka sekarang karena belum ada lagi panen raya. Stok juga berkurang di pasaran, kalau suplai berkurang maka yang terjadi harga akan terus naik. Makanya Bulog ambil peran dalam hal ini melalui SPHP,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Rizki Abdullah mengakui, selain penugasan dari Badan Pangan Nasional, program SPHP juga merupakan upaya agar harga beras tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi daerah.
“Kita ingin menjaga agar beras tidak masuk inflasi daerah. Kita lakukan distribusi ke beberapa retail di dua pasar, yakni di Pasar Jagasatru sebanyak 1,5 ton dan di Pasar Kanoman 1 ton,” terangnya.
Mengenai harga beras medium yang didistribusikan, kata Rizki, dari Bulog dihargai Rp8.300 per kilogram. Tetapi di pasaran boleh menjual di atas itu asalkan tidak melebihi HET yang sudah ditetapkan.
“Mudah-mudahan sudah sesuai permintaan pasar. Namun apabila kurang, kita bisa kirimkan lagi agar stabilitas harga beras bisa terjaga untuk masyarakat,” katanya. (Why)