Mediacirebon.id- Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon mencatat tahun 2023 ada 10.545 orang menjadi pekerja migran. dari jumlah tersebut sebanyak 47 imigran bermasalah di negara tempat mereka bekerja.
Untuk mencegah terjadinya persoalan serupa, Disnaker membuat program desa migran produktif (desmigratif). Sasarannya desa-desa kantong pekerja migran di Kabupaten Cirebon.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Cirebon Agus Susanto menjelaskan, program desmigratif melibatkan pemerintah desa sebagai fasilitator. Pihak desa bertugas menyampaikan edukasi kepada calon pekerja migran terkait risiko bekerja di luar negeri tanpa prosedur resmi.
“Program ini tengah berjalan. Kami mendampingi pemerintah desa untuk edukasi dan sosialisasi,” katanya kepada wartawan, Selasa (22/10/2024).
Masih kata Susanto, program desmigratif di tahun 2024 menyasar 19 desa di Kabupaten Cirebon diantaranya Arjawinangun, Junjang, Gegesik dan Kapetakan. Desa tersebut merupakan kantong pekerja dan eks pekerja migran terbesar di Kabupaten Cirebon.
“Sebenarnya banyak hanya skala prioritas ada di 19 desa. Jika ini berhasil maka kami akan memperluas jangkauannya,” ungkap Susanto.
Berdasarkan data, negara tujuan pekerja migran asal Kabupaten Cirebon yakni Taiwan, Hongkong, Jepang, Singapore dan Malaysia. Sebagian besar mereka bekerja di sektor informal dan formal.
“Taiwan ada 936 orang pekerja migran, sisanya tersebar di 14 negara,” paparnya.
Selain edukasi dan sosialiasi, pihaknya juga mendorong eks pekerja migran memiliki keterampilan bahkan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi di desa. Agar mereka bisa menjadi contoh bagi pekerja migran lainnya.
“Kerja di luar negeri hanya sebagai bantu loncatan, setelah memiliki modal bisa membuka usaha atau mengembangkan potensi dirinya untuk lebih baik,” tuturnya.