Mediacirebon.id – Pasca pandemi Covid-19, helatan budaya Cai di Raga kembali hadir di lapangan Desa Ciledug Lor, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon.
Helaran budaya Cai di Raga berlangsung sejak Jumat-Minggu (19-21/8/2022). Selain serangkaian pagelaran budaya dalam kesempatan itu juga tersedia pameran produk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Masyarakat Ciledug menjajakan pelbagai jenis produk UMKM seperti olahan makanan, minuman, sampai produk kreatif.
Hadir membuka acara dan pada puncak helaran budaya Cai di Raga, Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj Selly Andriany Gantina AMd. Ia bahkan memfasilitasi program pelestarian kearifan lokal dari Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk penyelenggaraan helaran budaya tersebut.
“Kemensos punya program untuk pelestarian kearifan lokal, sebagai salah satu upaya memotret Indonesia dengan segala keragamannya,” ungkap Selly.
Menurut Selly, helaran budaya harus terus dilestarikan. Selain sebagai warisan para pendahulu, hal itu juga menjadi pemersatu dan perekat masyarakat di tengah keberagaman.
“Apapun sukunya, apapapun bahasa daerahnya, apapun agamanya, inilah Indonesia. Di tengah keberagaman, helaran budaya semacam ini, salah satu yang memperkuat persatuan,” tuturnya.
Politisi PDI Perjuangan dari Dapil VIII Jawa Barat (Cirebon-Indramayu) itu menilai, selain menjaga kerukunan, persatuan, dan semangat gotong royong, tak kalah penting pula untuk bersama-sama membangkitkan perekonomian pascapandemi.
“Dalam kesempatan ini juga kita berupaya mendorong peningkatan perekonomian masyarakat melalui UMKM,” kata mantan wakil bupati dan Plt bupati Cirebon itu.
Sejalan dengan tema yang diusung, yaitu ‘Coet, Tanah Liat yang Hampir Tak Terlihat’, dalam pameran produk UMKM juga tersedia produk kreatif berupa coet atau cobek. Selly berharap, produk lokal Ciledug ini bisa bersaing di pasaran.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bukan hanya seremonial. Tetapi berlanjut dan membawa berkah bagi masyarakat Ciledug dan Kabupaten Cirebon,” katanya.
Di tempat yang sama, Pembina Yayasan Midang Waringin Jati, Nurwahid mengatakan, helaran budaya Cai di Raga mulanya digagas para pemuda di yayasan tersebut beberapa tahun lalu.
“Kami ingin mempertahankan budaya lokal, sehingga terus menjadi ciri khas. Selain itu, kami juga hadirkan UMKM dari tiap desa di Kecamatan Ciledug,” kata Nurwahid.
Pelibatan pelaku UMKM, menurut Nurwahid, sebagai salah satu upaya bersama untuk memberikan kesempatan pengembangan produk UMKM di Ciledug. “Bagaimana untuk mendorong dan menghidupkan UMKM di tiap desa,” katanya. (Why)