Mediacirebon.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Cirebon pada Jumat malam (17/1/2025) menyebabkan banjir melanda lima kecamatan, yaitu Kecamatan Weru, Tengahtani, Sumber, dan beberapa kecamatan lainnya. Sebanyak delapan desa terdampak, dengan jumlah warga terdampak mencapai 2.430 jiwa.
Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cirebon, meninjau langsung lokasi terdampak, termasuk Pondok Pesantren Al-Khairiyah yang mengalami kerusakan parah.
Dalam kunjungannya, Wahyu memastikan pemerintah daerah mengambil langkah cepat untuk membantu warga, yang menjadi korban banjir.
Wahyu Mijaya menjelaskan, bahwa banjir telah menyebabkan kerusakan di berbagai titik, termasuk infrastruktur seperti jembatan dan tanggul penahan tanah (TPT).
Ia menyebutkan, sebanyak 606 rumah terdampak banjir, dan 90 warga sempat mengungsi ke dua lokasi pengungsian.
“Kami sudah memberikan bantuan makanan kepada pengungsi dan menyalurkan air bersih ke beberapa titik terdampak. Untuk lokasi yang masih tergenang air, kami akan melakukan penyedotan begitu kondisi memungkinkan,” ujarnya. Sabtu (18/1/2025).
Tim pemadam kebakaran (damkar) diterjunkan untuk membersihkan lokasi terdampak, sementara sampah-sampah yang terbawa banjir mulai diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Pemerintah daerah juga menyediakan alat kebersihan untuk membantu warga membersihkan lingkungan mereka.
Wahyu menuturkan, ada korban luka dalam peristiwa ini, namun sudah ditangani oleh petugas. Korban mengalami luka, saat sedang ikut membantu mengevakuasi warga lainnya.
“Korban mengalami luka di kaki, tetapi sudah dijahit dan kondisinya kini stabil,” ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, Banjir di Kabupaten Cirebon disebut disebabkan oleh penyempitan sungai di beberapa titik. Wahyu menyatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan normalisasi sungai.
“Kami sudah berkomunikasi dengan BBWS. Penanganan awal sudah dilakukan di Sungai Cisanggarung dan Ciberes. Untuk titik baru ini, kami akan segera menurunkan alat berat agar masalah tidak berulang,” jelas Wahyu.
Pemerintah Kabupaten Cirebon berjanji akan terus memantau kondisi dan menyelesaikan inventarisasi kerusakan, termasuk kerusakan pada jembatan, TPT, serta fasilitas umum lainnya.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak, kita dapat mengatasi dampak banjir ini dengan baik,” pungkas Wahyu.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat memberikan perhatian lebih untuk menangani masalah banjir ini.
Sophi mengatakan, awalnya penanganan banjir fokus pada wilayah Cirebon Timur, karena menjadi salah satu wilayah langganan banjir.
“ Tapi ternyata yang parah justru di sini. Semoga ada komunikasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat untuk penanganan yang lebih baik,” ujar Sophi.
Pimpimnan Pondok Pesantren Al Khairiyah Kekurahan Watubelah Sumber, memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dari kalangan santri di pesantrennya.
Menurut Habib Miqdad, pihaknya juga tidak menyangka akan menjadi korban banjir besar, yang datang dengan tiba-tiba tersebut.
Ia menuturkan, banjir merobohkan tiga gerbang, serta merendam masjid, kantor, asrama santri serta rumah dinas guru di pesantrennya.
“Namun Alhamdulillah, tidak ada santri yang terluka,” kata Miqdad.
Ia menambahkan, karena terdampak banjir yang cukup parah, pembelajaran di pondok pesantren, untuk sementara dihentikan, sampai proses pembenahan selesai. (Rls)
“Kami berharap dengan bantuan pemerintah, proses belajar mengajar bisa segera dilanjutkan,” tambah Habib Miqdad.