Mediacirebon.id – Karakter merupakan ciri khas yang identik dengan suatu hal atau ciri khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakter berkaitan erat dengan tabiat seseorang dalam kehidupannya, sehingga karakter dapat dibagi menjadi dua yakni, karakter yang buruk dan karakter yang mulia. Pembinaan karakter yang mulia haruslah dilakukan dan diterapkan, untuk membangun norma-norma sosial dalam masyarakat. Terutama masyarakat Indonesia, telah tercermin sejak dahulu Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki adat atau kepribadian ketimuran. Adat atau kepribadian ketimuran sendiri memiliki ciri khas, menjunjung tinggi nilai, moral, dan etika dalam masyarakat, memiliki rasa toleransi yang tinggai, ramah-tamah, dan saling menghargai serta saling tolong menolong. Apalagi Indonesia memiliki filosofi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Sudah dapat diketahui dengan jelas karakter bangsa Indonesia haruslah sesuai apa yang termakna dalam sila Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawarahan, dan Keadilan sosial. Tetapi saat ini seakan-akan karakter manusia Indonesia tersebut menghilang bersamaan dengan lahirnya globalisasi. Banyak orang-orang terutama anak muda Indonesia yang telah meninggalkan karakter mereka sebagai manusia Indonesia, nilai dan moral pun tidak mereka perdulikan. Maka dapat dikatakan Indonesia saat ini mendapat tantangan besar untuk menghadapi krisis moral dan krisis karakter.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sehingga kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidik, karena pendidikan mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan pembangunan suatu bangsa. Komponen-komponen pendidikan terdiri dari sekolah, guru serta pelajar atau siswa, di mana sekolah sebagai wadah untuk mengembangkan sikap serta potensi siswa untuk menjadi harapan bangsa yang berkualitas.
Misalnya, banyak orang yang melakukan konten prank yang diunggah melalui platform media sosial. Konten lelucon yang awalnya dilakukan karena untuk melakukan hiburan dan dengan konsep yang jelas, kini banyak disalahpahami oleh Sebagian besar para remaja. Seperti halnya kasus Ferdian Paleka yang menyumbang sampah untuk membuat konten prank. Masalahanya target prank mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan karena mengalami kesulitan masa pandemi. Sebenarnya kasusnya sudah diserahkan ke pihak berwajib, tapi apa yang dilakukan oleh Ferdian Paleka banyak di contoh oleh para remaja lainnya. Banyak sekali kasus prank yang menjadi cermin perkembangan krisis moral remaja. Selain mengatas namakan “lelucon” dan “konten” Sebagian dari remaja ini bukannya merasa bersala atas perbuatannya. Oleh karena itu, dampak krisis moral pada suatu remaja juga bersifat menular kepada remaja lainnya, karena kini para remaja kekurangan akan panutan yang ingin mereka contoh guna membimbing pembentukan karakter pada dirinya.
Perubahan kepribadian atau moral ini dapat terjadi tergantung bagaimana proses interaksi antara potensi manusia dengan alam terjadi melalui lingkungan, budaya, pendidikan, demografi, dan pengkondisian alam yang ada. Hal ini berdampak besar pada pembentukan karakter/moral masyarakat, terutama remaja yang masih dalam proses pembentukan dan seleksi karakter. Karena pilihan kepribadian remaja pada akhirnya salah, yang berujung pada krisis moral yang saat ini menimpa banyak remaja.
Sebenarnya moral atau karakter pada manusia bersifat fleksibel yang artinya dapat di ubah atau dibentuk. Akhlak remaja masa kini sangat kritis dan harus segera diperbaiki. Bagaikan kapal tanpa nahkoda di tengah lautan, terlihat dari maraknya krisis moral yang menimpa remaja, termasuk tawuran pelajar, yang sudah menjadi hal biasa. Arti Pendidikan karakter dan moral tentunya sangat dibutuhkan pada remaja saat ini. Biasakan untuk mengatakan “tolong” ketika Anda membutuhkan bantuan, “terima kasih” dan “maaf” ketika seseorang membantu Anda. Namun semua itu jarang terlihat di lingkungan anak muda saat ini. Pelatihan karakter membutuhkan proses pembiasaan secara bertahap. Terbiasa melakukan perbuatan baik, kejujuran, keberanian, dan perbuatan baik lainnya, dan malu ketika mereka melakukan perbuatan buruk. Mempermalukan secara tidak langsung dapat mempengaruhi dunia bawah. Remaja harus berhati-hati untuk menghindari sifat-sifat buruk ini. Pengembangan karakter bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan cepat, membutuhkan proses dan harus dipraktekkan secara serius dan benar untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Julia Fadila masadi
Mahasiswa Semester 2
Tadris Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon
SUMBER :
Budiarto, G. (2020). Indonesia dalam pusaran globalisasi dan pengaruhnya terhadap krisis moral dan karakter. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 13(1), 50-56.
Angriani, R. (2016). UpayaPencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di SMA Negeri 1 Pangkajene Sidendreng Rappang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).