Mediacirebon.id – Kota Cirebon pada tahun 2022 mencatatkan realisasi inflasi sebesar 4,8 persen. Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) bedasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) .
Dari tujuh kota/kabupaten IHK di Jawa Barat, Kota Cirebon paling rendah,” kata Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Cirebon, Hestu Wibowo, Selasa (17/1/2023).
inflasi kelompok makanan bergejolak (volatile food) dan harga diatur pemerintah (administered prices) menjadi kelompok yang persisten menyumbang inflasi.
“BBM salah satu faktor dan sejumlah kebutuhan pokok yang harganya naik turun,” paparnya.
Rendahnya inflasi Kota Cirebon berkat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Pelaksanaan GNPIP yang masif dilakukan di Ciayumajakuning telah berdampak positif dan melandainya inflasi volatile food Kota Cirebon menjadi 2,7 persen pada triwulan IV 2022.
“Lebih rendah dari capaian inflasi volatile food sebelum pelaksanaan GNPIP yakni 8,12% di triwulan
II 2022,” papar Hestu.
Di Kota Cirebon, implementasi GNPIP diwujudkan dalam bentuk operasi pasar murah, optimalisasi program urban farming, dukungan pemberian 2.000 bibit cabai dalam rangka gerakan tanam cabai di pekarangan.
Penguatan pemantauan sistem informasi harga melalui e-TUKU yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Pengendalian inflasi Daerah di Jawa Barat (SILINDA Jabar), serta mendorong Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan skema business-to-business (B2B) antara Kabupaten Majalengka dengan Kota Cirebon untuk komoditas cabai merah.
Bank Indonesia Cirebon memprakirakan perekonomian di Kota Cirebon dan Ciayumajakuning masih akan tumbuh cukup resilien di tahun 2023, Dengan pertumbuhan di kisaran 3,1-3,9 persen.
“Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Ciayumajakuning di 2023, diperlukan penguatan dalam tiga hal yakni iklim investasi kondusif, cermat dan terukur dalam dalam kebijakan tarif/pajak/retribusi dan realisasi fiskal pemerintah daerah dalam pemberian bantuan sosial, paparnya,” ujar. (Why)