KESAMBI – Rencana dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pemkot Cirebon dikelola Dinas Pendidikan (Disdik) ditentang sejumlah kepala sekolah. Mereka khawatir, dana tersebut sulit dicairkan saat dibutuhkan.
Salah satunya datang dari Kepala Sekolah SMPN 4 Kota Cirebon, Tomy Iplaludin. Dia mengungkapkan, dana Bos selama ini dipergunakan untuk menggaji guru honor dan membeli kebutuhan alat tulis. Di Sekolahnya ada 28 guru honorer yang gajinya jauh dari UMK.
“Guru honor itu gajinya dari dana Bos sebagian. Di sekolah saya ada banyak guru honor,” kata dia kepada Mediacirebonid, Senin (9/8/2021)
Elang Tomy panggilan akrabnya menambahkan, kekhawatiran pihak sekolah salah satunya sulit mencairkan dana Bos. Bedasarkan yang dialami, proses pencairan membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Tidak mungkin kami butuh ATK misalnya spidol harus usulan dulu ke Disdik,” tutur dia.
Tomy menuturkan, anggaran dana Bos SMPN 4 Cirebon sebesar Rp 100 juta. Jumlah itu dibagi menjadi 1.000 siswa atau per siswa mendapat dana Bos sebesar Rp 100 ribu pertahun.
“Itu juga belum jelas kapan cair. Yang pasti kami gunakan untuk kebutuhan sekolah,” ujar dia.
Terpisah Pemerhati Pendidikan, Sutan Aji Nugraha mengatakan, rencana ini terkesan Disdik tidak percaya dengan sekolah. Padahal sekolah yang lebih memahami seperti apa kondisi para guru dan murid.
“Disdik ingin monopoli semua anggaran, trus apa gunanya ada kepala sekolah kalau seperti itu,” tegasnya.
Aji menilai, sikap sudah menciderai dunia pendidikan di Kota Cirebon. Guru di masa pandemi adalah aktor penting mencerdaskan anak bangsa. Selain beban mengajar yang berat, guru juga membutuhkan kesejahteraan.
“Harusnya berfikir bagaimana nasib dan kesejahteraan guru di masa pandemi,” katanya. [MC01]