Mediacirebon.id – Sektor perhotelan di Kota Cirebon mulai merasakan imbas dari kebijakan efesiensi anggaran. Selain okupansi turun drastis, pengelola hotel mulai mengurangi jumlah pegawainya.
Kebijakan efesiensi anggaran salah satu poinnya melarang pemerintah mengadakan rapat atau kegiatan di hotel. Padahal pemasukan terbesar sektor perhotelan berasal dari birokrasi.
Seperti di hotel group Triyas di Kota Cirebon. Managemen terpaksa tidak lagi memperkerjakan pegawai harian lepas. Tersisa pegawai officee, petugas kebersihan dan keamanan.
“Kami sudah tidak lagi mempekerjakan tenaga harian lepas atau daily worker. Biasanya kami rekrut saat musim ramai,” kata owner group Triyas Imam Reza Hakiki kepada wartawan, Rabu (28/5/2025)
pekerja harian lepas biasanya di tempatkan pada restoran hingga housekeeping. Namun sejak kunjungan tamu menurun, mereka tidak lagi bekerja. Kondisi demikian sudah berlangaung sejak 3 bulan lalu.
“Kami menjaga pemasukan dan pengeluaran perusahaan harus seimbang. Terpaksa daily worker kami rumahkan dulu,” keluh Kiki.
Jika dibiarkan sampai berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan akan terjadi PHK masal pada dunia perhotelan. Hal ini sudah terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia. Pihaknya berharap tidak terjadi di Kota Cirebon.
“Ancaman terberat kami PHK massal jika dibiarkan sampai akhir tidak ada langkah kongkrit dari pemerintah,” ujarnya.
Ia berharap Pemkot Cirebon bersama DPRD dapat memberikan perhatian serius pada sektor pariwisata sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan mendorong perekonomian.
“Kami ingin ada perbaikan mulai dari penataan tempat wisata, pembenahan trotoar, dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya,” tegasnya. (Why)