Mediacirebon.id – BKKBN meluncurkan secara serentak 19 Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) Holistik Integratif Unggulan (HIU) di Jawa Barat, Kamis (23/11/2023). Puncak peluncuran berlangsung di BKB HIU Wijaya Kusuma, Desa Langensari, Kota Banjar.
ketua panitia, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriadi Sentosa mengungkapkan, launching bertujuan menyebarkan informasi mengenai BKB HIU di tingkat kabupaten dan kota serta penguatan komitmen dewan penasehat terhadap pengelolaan BKB HIU.
“Dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, 21 di antaranya tercatat sudah memiliki BKB HIU, dengan dua di antaranya sudah diluncurkan lebih awal,” kata Fazar.
Lebih jauh Fazar menjelaskan, BKB HIU merupakan strategi pembangunan manusia sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam rangka mewujudkan generasi emas bangsa Indonesia sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan tingginya kualitas sumber daya manusia kita,” ungkap Fazar.
Salah satu pemicu rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia akibat masih tingginya prevalensi stunting. Kini pemerintah tengah mengupayakan percepatan penurunan stunting melalui berbagai intervensi, baik langsung maupun tidak langsung. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa ditekan menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Visi Indonesia Emas pada 2045 mendatang tidak akan tercapai jika anak-anak kita tumbuh dalam keadaan stunting. Karena itu, menjadi kewajiban kita untuk bersama-sama menekan angka stunting, khususnya dengan cara melakukan pencegahan sejak hulu, jauh sebelum anak lahir,” papar Fazar.
Dia menegaskan, 1.000 HPK merupakan periode kritis bagi perkembangan otak anak, sehingga perlu optimalisasi dengan pemenuhan kebutuhan esensial anak melalui pemberian stimulasi, asupan gizi yang baik dan seimbang.
Selain itu, pemeliharaan kesehatan serta pengasuhan sesuai tahapan usia anak. BKB HIU menyelenggarakan kegiatan kelas pengasuhan bagi keluarga dengan ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan (Baduta).
“Dengan adanya program ini diharapkan peran para pihak dari pusat hingga desa dan kelurahan dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan kelas pengasuhan bagi keluarga dengan ibu hamil dan baduta yang dilakukan oleh kader BKB,” jelas Fazar.
Sementara itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Sebagai komitmen dan tindak lanjut dari launching BKB HIU tersebut, perwakilan dari BKKBN Jabar, pejabat DPPKB P3A Kabupaten Cirebon dan instansi terkait membubuhkan tandatangan atas dukungan program unggulan tersebut.
Kepala DPPKB P3A Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, pihaknya akan lebih memberdayakan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) yang sudah terbentuk.
“Ini merupakan PR besar, setiap kelurahan dan desa di Kabupaten Cirebon harus segera dibentuk kampung Keluarga Berkualitas,” tanas Eni.
Eni beralasan, karena kampung Keluarga Berkualitas tersebut menjadi wadah dari unsur pendukung lainnya, yakni ada Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) sehingga sangat diperlukan kehadirannya di masing-masing desa/kelurahan. (Why)
