Mediacirebon.id – Kemitraan strategis antara Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon dengan Korea Arts and Culture Education Service (KACES) terjalin sejak lama. Tahun ini, kedua belah pihak menjalin kemitraan terkait seni dan budaya.
Demikian dikatakan Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati usai menyambut kehadiran KACES di aula Kantor Dinas Pendidikan, Selasa (1/8/2023).
“Tahun lalu mengenai batik, tahun ini tentang seni dan budaya. Keduanya memperkenalkan kesenian dan budaya masing-masing ke sekolah,” kata Eti.
Eti menambahkan, pendidikan seni di sekolah merupakan media pengembangan kreativitas dan bakat seni bagi peserta didik. Pendidikan seni berperan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak.
“Peserta didik akan lebih menghargai dan menghormati seni dan budaya masing-masing negara,” ujarnya.
Pihaknya yakin bahwa seni dan budaya memungkinkan siapapun dapat memiliki pengalaman berkarya, pengalaman menciptakan konsep karya, pengalaman berestetika, dan pengalaman untuk merasakan fungsi pendidikan seni bagi kehidupan.
“Pendidikan seni dan budaya bisa menjadi metode yang efektif untuk menumbuhkan kreativitas dan imajinasi, kemampuan yang sangat penting dan bisa mengubah kehidupan seseorang,” tuturnya.
Pendidikan seni dan budaya juga memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Sifat-sifat inilah yang membuat Indonesia dan Korea dapat bertemu dan bertukar informasi mengenai kekayaan budaya masing-masing.
“Seni mampu mengembangkan potensi manusia untuk berkomunikasi, baik melalui unsur rupa, gerak, maupun suara,” katanya.
Pemda Kota Cirebon akan selalu berkomitmen untuk terus mendukung program pendidikan seni dan budaya antara Korea-Indonesia. Terlebih hal ini menjadi proyek bantuan pengembangan resmi yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan.
“Kami berterima kasih kepada KACES karena telah membantu kami dalam upaya menanamkan sekaligus memperdalam minat pelajar dalam hal pendidikan seni dan budaya,” kata Eti.