Mediacirebon.id – Meski harga mahal, Pedro, pedagang daging ayam broiler di Pegajahan, Kota Cirebon, tetap berjualan. Ia bersyukur, dagangannya laris manis, pasca kemarin, Senin (26/6/2023) menggelar aksi mogok berjualan.
Dia menceritakan, harga daging ayam broiler mengalami kenaikan sejak tiga bulan lalu. Harga daging ayam yang semula Rp 35 ribu per kilogram, baru-baru ini tembus sampai Rp 40 ribu per kilogram.
“Setiap pekan harga daging ayam broiler terus mengalami kenaikan,” katanya kepada wartawan.
Sebagai pedagang bakulan, ia memesan ayam dari supplier bedasarkan permintaan. Biasanya, supplier memasok antara 70-80 kilogram setiap hari.
Sebelumnya, supplier memasang harga Rp 26 ribu per kilogram untuk ayam dalam kondisi belum dicabuti bulunya. Kemudian dijual dengan harga Rp 35 ribu perkilogram.
Sejak sepekan ini, supplier memasang harga Rp 29 ribu per kilogram sehingga, ia menjual dengan harga Rp 37 perkilogram.
“Ada untung sekitar Rp 8 ribu per kilogram. Untung itu untuk membayar orang mencabuti bulu ayam. Karena dari supplier ayam sudah dipotong namun belum dicabuti bulunya,” jelas Pedro.
Ia masih berharap, harga daging ayam kembali turun. Sebab, sangat berpengaruh terhadap permintaan dari masyarakat. Bagi pedagang, semakin murah harga semakin banyak pembeli dan semakin besar untungnya.
“Semoga harga daging ayam bisa kembali normal atau turun drastis,” tuturnya.
Upaya Pemerintah Sebatas Koordinasi
Terpisah, Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman mengungkapkan, harga daging ayam broiler turun dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 37 ribu per kilogram.
Pihaknya mengaku, hanya bisa melaporkan ke instansi terkait mengenai keluhan pedagang dan supplier ayam tersebut. Sedangkan intervensi hanya bisa dilakukan pemerintah pusat.
“Kami akan melaporkan dan mencari solusi terbaik. Sebab isu harga ayam naik sudah isu nasional,” ujarnya. (Why)